TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahun ini, Lenovo berjanji bakal memasarkan ponsel Motorola di Indonesia.
Pabrikan asal China itu berniat menyertakan komposisi kandungan lokal dalam smartphone Motorola, sesuai ketentuan pemerintah soal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G.
Country Lead Lenovo Mobile Business Group Indonesia Adrie R. Suhadi mengatakan nantinya bobot kandungan lokal ponsel Motorola akan lebih didorong ke arah software.
“(Ponsel) Motorola itu lebih menyasar segmen middle-premium. Untuk produksi hardware teknologinya lebih rumit, lebih mahal, ongkosnya tinggi kalau volume penjualan tak sebanyak merk dari Lenovo,” ujar Adrie.
Lenovo memegang hak atas produk-produk ponsel Motorola setelah mangakuisisi perusahaan tersebut dari pemilik sebelumnya, Google, pada Oktober 2014.
Soal pemenuhan TKDN dari aspek software untuk ponsel Motorola, Lenovo Indonesia masih menanti langkah dari pemerintah soal skema komposisi hardware berbanding software.
Ini karena belakangan muncul opsi pemenuhan TKDN dari sisi hardware sepenuhnya (100 persen), atau sebaliknya, dari sisi software sepenuhnya.
Dua opsi tersebut menambahi tiga skema sebelumnya, yakni 25 persen software dengan 75 persen hardware, 50 persen software dengan 50 persen hardware, 75 persen hardware dengan 25 persen hardware.
Apabila memungkinkan, Lenovo mempertimbangkan untuk membuat komposisi TKDN pada ponsel Motorola sepenuhnya berasal dari software.
Namun untuk sekarang, pabrikan itu memilih untuk menunggu kepastian pemerintah.
“Kami sedang mempersiapkan software. Nanti begitu ‘ketok palu’ bisa jalan. Tapi kan masih was-was karena aturannya masih bisa berubah,” ujar Adrie.
“Kalau investasinya sekarang ya percuma,” katanya lagi.