TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Persaingan di ranah transportasi berbasis aplikasi di Indonesia bakal makin seru.
Hanya berselang seminggu setelah Uber meluncurkan layanan ojek online Uber Motor, giliran Go-Jek pada Selasa (19/4/2016) ini masuk ke segmen mobil dengan layanan baru bernama Go-Car.
Fitur Go-Car sudah bisa ditemukan di antara layanan-layanan lain dalam aplikasi Go-Jek versi terbaru (2.0.0).
Ini berarti, Go-Jek secara resmi masuk ke ranah layanan transportasi roda empat berbasis aplikasi yang menjadi ladang bisnis utama Uber.
Langkah ini seakan "balasan" dari Go-Jek terhadap langkah Uber masuk ke layanan utama Go-Jek, yaitu ojek motor online.
Bisnis Go-Jek dan Uber sebelumnya tak beririsan, masing-masing hanya memiliki layanan berbasis kendaraan roda empat dan roda dua.
Kini, keduanya harus bersaing mengambil hati konsumen di Indonesia bersama-sama dengan Grab.
Sebagai informasi, Grab sudah lebih dulu menawarkan pilihan transportasi dengan motor atau mobil kepada konsumen.
Sementara itu, Uber telah berancang-ancang meluncurkan Uber Motor di Indonesia sejak kali pertama memperkenalkannya di Thailand pada akhir Februari.
Sementara itu, Go-Jek pada akhir Maret diketahui sedang menyiapkan sistem transportasi mobil.
Kini, ketiga penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi terbesar di Indonesia, yakni Go-Jek, Uber, dan Grab, telah sama-sama memiliki layanan berbasis sepeda motor dan mobil.
Bersama dengan kehadiran Go-Car, Go-Jek mengedepankan fitur cashless payment Go-Jek Credit yang kini berubah nama menjadi Go-Pay.
Sementara itu, Uber yang identik dengan pembayaran cashless melalui kartu kredit justru mulai menerima pembayaran tunai dari para pengguna Uber Motor.
Belum ada mobil?
Ternyata masih sulit mencari mobil Go-Car di beberapa daerah pusat kota Jakarta melalui aplikasi Go-Jek pada Selasa (19/4/2016) sore.
Saat para rider Go-Jek menyemut di peta, tak satu pun ikon mobil Go-Car muncul mendampingi mereka.
Mungkin ini terjadi karena mobil Go-Car memang belum banyak tersedia, atau baru ada di daerah-daerah tertentu.
Hal yang sama dialami oleh layanan Uber Motor pada saat pertama peluncurannya.
Selama hari-hari berikut, barulah pengemudi Uber Motor perlahan-lahan mulai terlihat di dalam aplikasi.
Penampilan dan skema bisnis mobil Go-Car pun masih menjadi pertanyaan.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah beberapa waktu lalu menyebutkan Go-Jek berencana untuk bekerja sama dengan perusahaan taksi lewat layanan Go-Car.
Merujuk pada pernyataan tersebut, layanan Go-Car berarti bakal mirip-mirip GrabTaxi yang fungsinya sebagai perantara antara perusahaan taksi konvensional dan pelanggan.
Benarkah demikian? Ataukah Go-Car mengadopsi sistem kerja sama dengan perusahaan rental ala Uber dan Grab?
Apa pun jawabannya, seiring dengan semakin banyaknya pilihan, konsumenlah yang bakal diuntungkan lewat inovasi-inovasi baru dari para pelaku industri layanan transportasi online.