TRIBUNNEWS.COM – Foxconn memangkas 60.000 pekerja manusia dan menggantinya dengan robot.
Dari total 110.000 pegawai di pabrikan China tersebut, porsi manusia hanya tersisa 50.000 orang.
Semua ini berkat perkembangan teknologi. Ke depan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk pegawai di Foxconn diprediksi akan terus berlanjut.
Foxconn dikenal sebagai penyuplai komponen untuk produsen perangkat elektronik. Dua di antara yang paling terkenal adalah Samsung dan Apple.
Saat dikonfirmasi, juru bicara Foxconn menegaskan bahwa peran manusia tak akan tergantikan robot hingga kapanpun, utamanya jika menyangkut kemampuan otak.
Menurut dia, pekerjaan yang mengandalkan robot adalah yang sifatnya monoton dan hanya mengandalkan fisik.
"Pekerja manusia kami fokuskan ke elemen yang lebih bernilai, seperti penelitian dan pengembangan, kontrol kerja, serta kontrol kualitas," kata dia, sebagaimana dilaporkan AndroidAuthority.
"Kami akan terus menggenjot otomatisasi robot dan memperkuat posisi manusia di pabrik kami," ia menambahkan.
Foxconn bisa saja mengelak bahwa robot mengancam eksistensi manusia di pabriknya. Namun, para pengamat ekonomi dan teknologi memandang fenomena di Foxconn bakal mewabah.
White House pernah mengestimasi bahwa pekerja di AS yang upahnya 20 dollar AS (Rp 237.000-an) per jam perlu waspada. Pasalnya, sebanyak 83 persen dari mereka akan kehilangan pekerjaan karena robot.