TRIBUNNEWS.COM – Selama beberapa minggu terakhir ini pasti Anda sering mendengar kata "Pokemon", baik di berita maupun di media sosial yang Anda miliki.
Tak heran karena game Pokemon GO memang sedang menjadi trending topic di seluruh dunia.
Game buatan Niantic ini memang sangat fenomenal dan banyak didownload oleh banyak orang, meskipun game ini sebenarnya belum resmi hadir di Indonesia.
Meski demikian, game ini juga tidak sepi dari kontroversi dan bahaya negatifnya.
Bahkan bisa dibilang demam Pokemon ini mulai menurun, terutama karena beberapa faktor seperti cheat GPS dan bot.
Namun, menurut data yang dikeluarkan oleh pakar analis, App Annie, game Pokemon GO ini telah didownload sebanyak 100 juta kali! Data ini merupakan data download dari iOS dan Android.
Namun, App Annie tidak menjelaskan apakah data ini termasuk data download apk dari pihak ketiga di luar Playstore.
Ini artinya hanya dalam waktu 3 minggu, Pokemon GO telah memecahkan rekor jumlah download terbanyak yaitu 100 juta kali.
App Annie juga mengatakan bahwa penghasilan harian dari game ini sebesar 100 Milyar rupiah! A
ngka tersebut sangat fantastis, melonjak drastis dari penghasilan minggu pertama yang 'hanya' sebesar 10 Milyar rupiah per hari.
Tapi, angka tersebut bisa jadi akan berubah. Berbagai macam masalah yang terus merudung game ini pun semakin kompleks.
Dan langkah drastis yang dilakukan oleh Niantic pada update terbarunya dianggap justru memperburuk masalah yang ada.
Niantic memutuskan untuk menghilangkan feature 'jejak kaki' di bagian petunjuk dalam mencari pokemon yang terdekat. Salah satu feature utama tersebut kini justru semakin membingungkan para pemainnya.
Selain itu, Niantic juga menutup akses kepada aplikasi-aplikasi dari pihak ketiga yang bertujuan untuk memberitahu posisi pokemon via apps tambahan.
Aplikasi seperti Pokevision, Pokewhere, dan berbagai macam aplikasi sejenis lainnya kini tidak bisa digunakan berkat keputusan dari Niantic tersebut.
Sedangkan isu bot dan cara curang dengan mengakali GPS juga belum dapat diatasi oleh Niantic sehingga banyak orang yang kemudian berhenti bermain Pokemon GO.
Hal ini terlihat dari turunnya peringkat Pokemon GO dari puncak di Jepang. Meski baru diluncurkan di Jepang selama 2 minggu, Pokemon GO langsung menduduki puncak peringkat game mobile di Jepang. Namun, kini Pokemon GO turun ke peringkat ke-4 di Jepang setelah disalip oleh Monster Strike di nomor 1, Puzzle & Dragons di nomor 2, dan Fate/Grand Order di nomor 3.
Padahal Jepang merupakan tanah kelahirannya Pokemon.
Saham Nintendo juga mengalami penurunan drastis, setelah para investor saham menyadari bahwa Nintendo pada game Pokemon GO ini tidak memiliki banyak andil.
Game ini lebih banyak dimiliki oleh Niantic Inc. yang dikenal lebih dulu dengan game Ingress, dan The Pokemon Company sebagai pemegang lisensi Pokemon.
Sedangkan Nintendo hanya memiliki 32% hak lisensi dari Pokemon.