TRIBUNNEWS.COM - Samsung resmi menarik peredaraan (recall) smartphone Galaxy Note 7 yang dirilis awal Agustus lalu.
Langkah ini diambil Samsung setelah banyaknya laporan kasus baterai yang meledak atau terbakar di beberapa negara.
Dalam sebuah pernyataan tertulis resmi, Jumat (2/8/2016), juru bicara Samsung berkomitmen membuat produk dengan kualitas terbaik dan menanggapi semua insiden secara serius.
"Terkait laporan tentang kasus yang menimpa Galaxy Note 7 yang terjadi baru-baru ini, kami telah melakukan investigasi dan menemukan kendala dalam baterai," ujar juru bicara itu.
Menurut Samsung, hingga kini (1 September 2016) sudah ada 35 kasus yang dilaporkan secara global dan Samsung melakukan inspeksi menyeluruh dengan para penyuplainya untuk mengidentifikasi, apakah ada baterai-baterai lain yang terkena imbasnya yang beredar di pasar.
Untuk tujuan itulah, maka Samsung memutuskan untuk menghentikan penjualan Galaxy Note 7.
"Mengingat keamanan konsumen adalah prioritas utama bagi Samsung, maka kami harus menghentikan penjualan Galaxy Note 7," ujar juru bicara tersebut.
Bagi konsumen yang telah memiliki Galaxy Note 7, Samsung akan menggantinya dengan unit yang baru dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara dikutip dari kantor berita Korea Selatan, Yohnap, masalah baterai diperkirakan hanya menimpa 0,1 persen dari keseluruhan unit Galaxy Note 7 yang terjual, tapi perusahaan asal Negeri Ginseng ini tak mau ambil risiko.
“Masalahnya bisa diperbaiki dengan mengganti baterai perangkat, tapi kami akan mengajukan solusi untuk para konsumen,” ujar seorang pejabat Samsung yang tidak mau disebut namanya.
Samsung kini juga sedang berdiskusi dengan operator seluler rekanannya, seperti Verizon di AS, terkait persoalan tersebut. Pengapalan Galaxy Note 7 ke operator-operator di Korea Selatan dilaporkan telah terhenti.
Sementara itu, Korea Herald melaporkan bahwa harga saham Samsung SDI, pabrikan komponen baterai untuk Galaxy Note 7, mengalami penurunan sebesar 6,06 persen pada Kamis (1/8/2016) kemarin, dibanding hari sebelumnya.
Penurunan itu diduga terkait dengan permasalahan baterai meledak atau terbakar yang mendera Galaxy Note 7.
Harga saham Samsung Electronics dan Samsung Electro-Mechanics juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,4 persen dan 2,26 persen.
Samsung SDI memproduksi sel baterai untuk Galaxy Note 7, sementara produksi kemasannya diserahkan ke pihak lain, seperti ITM Semiconductor. Ponsel Galaxy Note 7 yang meledak sejauh ini dilaporkan menimpa unit baterai buatan ITM.
Permasalahan di atas dikhawatirkan bisa mempengaruhi kinerja penjualan Galaxy Note 7 yang laku keras dengan animo tinggi dari konsumen. Di Korea Selatan saja, sebanyak 400.000 unit telah terjual semenjak peluncurannya pada 19 Agustus lalu.