TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Samsung melalui perwakilannya di Indonesia mengonfirmasi akan memberikan solusi sementara untuk mengatasi masalah baterai di Galaxy Note 7 yang rawan terbakar.
Solusi tersebut berupa update firmware yang akan membatasi kapasitas daya baterai dari semula 100 persen menjadi hanya 60 persen saja.
"Sebagai keamanan pelanggan adalah prioritas utama kami, kami telah mengembangkan perangkat lunak yang dapat membantu mengurangi risiko insiden dengan membatasi daya baterai maksimum 60 persen," sebut pihak Samsung.
Lebih lanjut, Samsung membeberkan bahwa peluncuran update firmware tersebut akan berbeda di tiap-tiap negara.
"Adopsi update software bisa bervariasi oleh masing-masing pasar, tergantung situasi pasar dan kebutuhan lokal. Penerapan update software bisa bervariasi di setiap negara, tergantung pada situasi pasar," lanjut Samsung.
Tidak disebutkan alasan mengapa Samsung menetapkan batas aman charging di angka 60 persen. Kemungkinan, batas 60 persen itu ditetapkan sebagai batas aman daya baterai agar tidak terjadi korsleting yang menimbulkan percikan api.
Dengan pembatasan itu, daya baterai yang dimiliki Galaxy Note 7 akan berkurang menjadi 2.100 mAh saja dari kapasitas sebenarnya 3.500 mAh.
Daya tersebut diyakini Samsung cukup bagi pengguna yang terpaksa harus menggunakan perangkatnya untuk kebutuhan tertentu.
Update firmware ini ditujukan bagi pemilik Galaxy Note 7 versi lama yang belum ditukar atau belum mendapatkan unit pengganti dari Samsung yang dilengkapi dengan baterai yang tidak bermasalah.
Di Indonesia sendiri, Galaxy Note 7 belum dijual. Perangkat tersebut baru masuk ke masa pre-order, sebelum akhirnya proses pemesanan itu dibatalkan oleh pihak Samsung.
Samsung telah memutuskan pembatalan seluruh pemesanan dalam pre-order Galaxy Note 7 di Indonesia. Ini berarti konsumen yang sudah memesan telah dibatalkan transaksinya.
Penulis: Deliusno