Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Sistem operasi mobile terbaru Apple, iOS 10, baru saja meluncur. Namun, sejumlah pihak sudah sibuk mencari kelemahannya.
Salah satu dari mereka adalah Zerodium, sebuah startup sekuriti yang bertindak sebagai broker celah keamanan.
Pekan lalu, Zerodium mengumumkan iming-iming hadiah sebesar 1,5 juta dollar AS atau lebih dari Rp 19,4 miliar untuk hacker yang bisa melakukan jailbreak secara remote terhadap iOS 10 yang dipakai di iPhone.
Seperti diketahui, untuk melakukan jailbreak iOS yang ada di iPhone, hacker diharuskan membobol sistem keamanan OS terlebih dahulu.
Nilai tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya, saat Zerodium menawarkan 500.000 dollar AS untuk jailbreak iOS 9 secara remote.
Serta jauh lebih tinggi dibandingkan program bug bounty gelaran Apple sendiri yang menyediakan hadiah maksimal 200.000 dollar AS.
Apple baru saja mengumumkan program penemuan bug berhadiah dua bulan lalu.
Namun, programnya tak seperti tawaran Zerodium yang bisa diikuti siapapun dalam periode yang relatif lama.
“Hadiah Apple bersifat privat dan hanya berlaku untuk undangan. Mereka tak bisa bersaing dengan program kami yang terbuka buat semua selama setahun penuh,” ujar pendiri Zerodium Chaouki Bekrar, sebagaimana dirangkum dari Wired, Selasa (4/10/2016).
Bekrar mengaku perusahaannya punya dana cukup untuk membeli banyak exploit dari tangan hacker, masing-masing senilai 1,5 juta dollar AS.
Selain iOS, Zerodium juga menawarkan hadiah 200.000 dollar AS untuk penemu kelemahan remote rooting pada OS Android 6 Marshmallow dan Android 7 Nougat.
“Kami menaikkan jumlah hadiahnya karena keamanan iOS 10 dan Android 7 telah meningkat,” kata Bekrar.
Zerodium menjual teknik-teknik hacking yang diperolehnya ke klien berupa korporasi dan institusi pemerintah di Amerika Serikat, juga beberapa agensi di “negara sekutu”.
Toh, meskipun mendapat tawaran sangat menggiurkan dari pihak seperti Zerodium, beberapa hacker tetap saja memilih untuk merilis jailbreak iOS secara cuma-cuma.
Mereka ini biasanya tipe “idealis” yang meretas bukan karena ingin mendapat uang, melainkan karena menyukai kegiatannya semata. (Oik Yusuf/kompas.com)