TRIBUNNEWS.COM - Selfie rupanya tak hanya sebagai ajang narsis atau gaya-gayaan di media sosial.
Belakangan, kegiatan memotret diri sendiri ini juga dimanfaatkan kalangan kedokteran untuk mendeteksi dan bahkan menyembuhkan penyakit.
Seperti dilansir dailymail.co.uk, Sabtu (2/8/2014), misalnya, Jarrel Seah dan Jennifer Tang, menggunakan selfie sebagai basis aplikasi Eyenameia buatannya.
Aplikasi besutan kedua mahasiswa kedokteran di Melbourne's Monash University tersebut dapat mendeteksi seseorang menderita anemia atau tidak hanya dari hasil selfie mata.
Tak perlu lagi harus cek darah untuk deteksi awal penyakit ini.
Dalam situs web tersebut, Seah dan Tang mengaku punya ide membuat aplikasi tersebut saat bertugas di kawasan pedesaan di Midura, Victoria, Australia.
"Kami melihat penyakit anemia menjadi masalah umum penduduk di daerah itu.
Namun, karena tinggal di daerah terpencil, mereka harus melakukan perjalanan berjam-jam jika hendak melakukan tes darah," kata Tang.
Dengan Eyenameia, lanjut Tang, penduduk cukup mengirimkan foto selfie matanya ke dokter spesialis.
Dari foto itu, dokter akan mengidentifikasi risiko anemia dengan melihat kondisi konjungtiva--permukaan dalam kelopak mata.
"Kami percaya aplikasi ini akan mengubah cara pengobatan pada masa depan," ujar Tang.
Tak cuma anemia, potret diri diyakini bisa pula mendeteksi dan jadi jalan mendapatkan pengobatan untuk penyakit kulit eksim di wajah.
Menurut hasil riset yang dimuat dailymail.co.uk, Rabu (29/10/2014), penderita penyakit ini juga cukup mengirimkan foto selfie wajahnya ke dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis, analisis, dan pengobatan.
Riset tersebut melibatkan 156 anak-anak dan orang dewasa yang menderita eksim.
Selama satu tahun, peneliti mengamati proses penyembuhan kulit wajah mereka berdasarkan foto-foto selfie yang dikirimkan.
Hasilnya, 38 persen responden bisa sembuh, hanya dengan konsultasi berbasis selfie itu.
Persentase tersebut tak jauh berbeda dengan peluang kesembuhan pasien yang datang konsultasi langsung ke dokter, yaitu 44 persen.
"Penyediaan pelayanan kesehatan dermatologi adalah bidang yang menarik untuk dikembangkan. Seiring perubahan gaya hidup, penyediaan layanan kesehatan dengan teknologi ini mampu meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan hasil pengobatan," ujar peneliti utama dalam riset tersebut, April Armstrong dari Universitas Colorado, Amerika.
Namun, hasil selfie dapat terbaca akurat oleh dokter bila kualitas foto yang terkirim bagus. Karenanya, ponsel pintar dengan kamera depan mumpuni amat dibutuhkan untuk pemanfaatan selfie bagi layanan kesehatan ini. Sebaiknya kamera depan itu punya resolusi tinggi, dengan sensor dan bukaan lensa besar. (Mikhael Gewati/kompas.com)