TRIBUNNEWS.COM - Zetta, sebuah startup ponsel baru asal Spanyol, mengambil langkah berani dengan melabeli produknya sebagai “iPhone Killer”.
Namun, belakangan muncul tudingan ponsel bikinan perusahaan tersebut tak lain merupakan handset Xiaomi “palsu” alias hasil re-branding.
Laporan IB Times yang dirangkum , Jumat (21/10/2016) menyebutkan Zetta diduga mengubah brand Xiaomi pada smartphone dengan mereknya sendiri.
Produk-produk hasil re-brand itu lantas dijual di pasaran domestik Spanyol dengan banderol harga lebih tinggi dibandingkan yang dipatok Xiaomi.
Diduga ada dua handset Xiaomi yang “disulap” oleh Zetta, yakni Redmi 2 dan Redmi Note 2, masing-masing menjadi Zeeta Conquistador 4.7 SE dan Zetta Conquistador 5.5 Plus yang dihargai 186 Euro (sekitar Rp 2,6 juta) dan 236 Euro (Rp 3,3 juta).
Padahal, Xiaomi Redmi 2 dijual seharga 90 Euro (Rp 1,3 juta), sementara Redmi Note 2 seharga 160 Euro (Rp 2,2 juta), sehingga terdapat selisih yang cukup jauh dengan banderol Zetta.
Tuduhan re-branding ini muncul setelah sejumlah pengguna forum di Spanyol mulai membongkar ponsel Zetta dan menemukan stiker Xiaomi tersembunyi di balik baterai.
OS yang dipakai merupakan salah satu versi CyanogenMod yang gratis untuk penggunaan pribadi, namun mengenakan biaya lisensi untuk penggunaan komersil.
Zetta sendiri menampik tudingan tersebut dan mengatakan ponsel-ponselnya memang dibuat melalui kerja sama dengan pemanufaktur asal China.
Karena itu, menurut Zetta, “beberapa komponen elektronik” yang digunakan sama dengan yang dipakai oleh “perusahaan Asia”.
“Komponen smartphone dari perusahaan-perusahaan (Asia) ini tidak bisa digunakan dengan jaringan di Eropa, jadi Zetta memakai software untuk meningkatkan fitur dan daya gunanya,” sebut perusahaan berlambang biji pohon Ek tergigit ini.
Meski demikian, asosiasi konsumen Spanyol, Facua, tetap berencana mengajak otoritas Spanyol di wilayah Extremadura dan Madrid -tempat Zetta berkantor- untuk menyeret perusahaan tersebut ke meja hijau dengan tuduhan penipuan.
“Kalau Anda membeli smartphone Zetta, mereka harus memberiikan refund,” kicau Facua melalui akun Twitter miliknya.
Situs Zetta berikut akun-akun jejaring sosialnya sempat ditutup setelah muncul tudingan praktik re-branding tersebut.
Zetta didirikan oleh Unai Nieto, seorang warga Spanyol, dengan rekanan dari China bernama Eric Cui pada 2014.
Produk-produk smarpthone Android besutan startup yang berasal dari daerah pegunungan Extremadura ini bisa dibeli di lebih dari 80 gerai di seantero Spanyol. (Oik Yusuf/kompas.com)