TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Belanja kebutuhan dapur bisa begitu merepotkan bagi sebagian orang yang tinggal jauh dari pasar.
Chelly Triwibowo, pendiri Tukangsayur.co, aplikasi pemesanan sayur secara online menangkap celah bisnis dalam masalah ini.
"Di perumahan memang ada tukang sayur keliling tapi seringkali sayuran yang tersedia tidak sesegar belanja di pasar bahkan kadang tidak dapat sayur yang ingin kita masak karena hanya tersisa beberapa sayuran saat sampai di rumah kita," kata Chelly, Kamis (8/12/2016).
Tukangsayur.co mengklaim melayani 70 persen daerah Jabodetabek dengan 30 perwakilan tukang sayur di masing-masing area.
Sayur dan kebutuhan dapur yang tersedia di Tukangsayur.co merupakan sayur yang dijual di pasar tradisional.
Tukangsayur.co baru berdiri di awal September 2016. Selain itu, sistem pembayaran yang dilakukan masih menggunakan cash. Setiap pembeli membayar langsung uang kepada tukang sayur yang datang membawakan belanjaan mereka.
Dalam satu bulan, Chelly mengklaim ada sekitar 650 order yang masuk lewat aplikasi ini dengan basket size sekitar Rp 50.000 sampai Rp 250.000. Saat ini sudah ada 320 produk yang dijual. Ke depan akan terus ditambah, targetnya ada 1.000 produk.
"Ke depan akan ada produk UKM juga, misalnya produsen keripik bisa kerja sama dengan menjual produk mereka di Tukangsayur.co," kata Chelly.
Soal Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban Mapel Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Sistem Komputer
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Model bisnis Tukangsayur.co mengambil margin sekitar 5 sampai 10 persen dari setiap produk.
Tukangsayur.co juga mengutip biaya jasa antar Rp 10.000 untuk semua wilayah.
Sementara dengan partner tukang sayur, aplikasi ini berbagi hasil dari biaya jasa antar, para tukang sayur mendapat dapat 80% sementara dari margin produk yang terjual sekitar 7% dari 10%.
Tantangan dan peluang
Menjaring partner dari kalangan tukang sayur keliling masih jadi tantangan terbesar aplikasi ini. Pasalnya, mereka tak terlalu akrab dengan ponsel pintar. Perlu tenaga dan waktu yang tak sedikit untuk mengajarkan para tenaga tukang sayur ini. Sosialisasi pun menjadi pekerjaan rumah yang masih jauh panggang dari api.
"Sementara ini komposisi tukang sayur yang bergabung masih lebih banyak bukan tukang sayur asli, tapi mereka yang ingin mendapat pemasukan tambahan dan bergabung dengan Tukangsayur.co," kata Chelly.
Reporter: Dian Sari Pertiwi