TRIBUNNEWS.COM - Sepanjang tahun 2016, Shanghai Consumer Council menerima setidaknya ada delapan laporan ponsel seri iPhone 6 yang meledak atau terbakar di China.
Apple menyelidiki ponsel-ponsel dalam rangkaian kasus tersebut, lalu berkesimpulan penyebabnya bukanlah cacat produk (baterai), melainkan “faktor eksternal”.
“Keamanan adalah prioritas utama dan kami tidak menemukan persoalan di produk-produk (iPhone yang terbakar) ini,” sebut Apple dalam sebuah pernyataan.
Pabrikan gadget berlambang buah apel tergigit itu menyarankan pemilik iPhone yang baterainya bermasalah agar mengunjungi toko Apple terdekat.
“Kami mengerti konsumen sekarang lebih peduli terhadap kinerja dan keamanan baterai di perangkat mobile mereka,” lanjut Apple.
Sebelumnya, sejumlah pengguna iPhone 6 dan iPhone 6S di China melaporkan perangkatnya tiba-tiba meledak atau terbakar.
Salah satu kasus melibatkan seorang perempuan pemilik iPhone 6S yang perangkatnya meledak Agustus lalu. Sumbernya diduga tak lain merupakan baterai ponsel yang bersangkutan.
Xiaohan Tay, analis teknologi IDC di Beijing, menilai bahwa persoalan iPhone 6 dan iPhone 6S masih belum meluas.
“Kami belum tahu pasti apakah semua model iPhone 6 dan iPhone 6S terdampak atau tidak,” katanya, seperti dirangkum dari BBC, Kamis (8/12/2016).
Selain baterai rawan terbakar atau meledak. iPhone 6 dan iPhone 6S di China diketahui memiliki masalah lain, yakni bisa mati mendadak walau daya baterai masih ada.
Khusus untuk persoalan ini, Apple mengakui adanya kesalahan produksi untuk komponen baterai iPhone yang dibuat dalam rentang waktu antara September hingga Oktober 2015.
(Oik Yusuf/kompas.com)