TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan BlackBerry berhenti bikin ponsel sendiri semakin bulat.
Setelah menyerahkan produksi perangkat kepada BB Merah Putih untuk pemasaran di Indonesia, BlackBerry menunjuk TCL Corp untuk pasar global.
Perusahaan perakit smartphone asal China, TCL Corp, telah mendapat lisensi untuk menggunakan merek BlackBerry di perangkat buatannya dan menjualnya ke seluruh dunia, kecuali Indonesia.
Kesepakatan itu, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, ditandatangani pada Kamis (15/12/2016) lalu.
Dengan kesepakatan ini, investor diharapkan bisa mendapat gambaran yang jelas akan masa depan BlackBerry di pasar smartphone.
TCL Corp sendiri telah memproduksi dua perangkat untuk BlackBerry. Keduanya adalah smartphone DTEK50 dan DTEK60 yang merupakan smartphone layar sentuh (tanpa keyboard fisik) yang mengusung OS Android.
Kesepakatan produksi dan pemasaran ponsel BlackBery ini berlaku di semua negara, kecuali Indonesia, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal.
Di negara-negara tersebut, BlackBerry telah menandatangani lisensi dengan perusahaan lokal setempat.
Di Indonesia, BlackBerry bersama Tiphone Mobile Indonesia Tbk, yang terafiliasi dari PT Telekomunikasi Indonesia, membuat sebuah perusahaan joint venture yang dinamakan PT BB Merah Putih.
Strategi outsourcing dan lisensi ini dikemukakan oleh CEO BlackBerry John Chen sejak September 2016 lalu.
Chen mengatakan BlackBerry bisa menandatangani banyak kerja sama lisensi dengan berbagai pabrikan ponsel di seluruh dunia, sehingga memungkinkan ponsel-ponsel bermerek BlackBerry tetap beredar di seluruh dunia.
Kesepakatan dengan brand besar sekelas TCL ini membuat jumlah pabrikan yang bisa bekerja sama dengan BlackBerry menjadi sedikit. Pasalnya jangkauan TCL sudah luas.
Dengan strategi lisensi di berbagai negara ini, diharapkan juga pangsa pasar smartphone BlackBerry bertambah. Hingga akhir 2016, jumlah ponsel BlackBerry yang beredar di seluruh dunia di bawah 1 persen.
(Reska K. Nistanto/kompas.com)