TRIBUNNEWS.COM - Windows XP dan Vista yang sudah berumur semakin banyak ditinggalkan para pembuat aplikasi.
Google, misalnya, akhir pekan ini mengumumkan bakal mencabut dukungan untuk Chrome versi 53 ke bawah di penghujung 2017 nanti.
Langkah yang rencananya bakal diwujudkan pada Desember 2017 tersebut akan berdampak signifikan untuk pengguna komputer yang masih bertahan dengan sistem operasi Windows XP dan Vista.
Ini karena kedua OS lawas itu hanya bisa memakai Chrome hingga versi 49 saja.
"Sistem operasi ini (Windows XP dan Vista) tak lagi didukung oleh Microsoft. Kami sangat menganjurkan Anda untuk bermigrasi ke sistem yang lebih aman dan masih mendapat support," tulis Google dalam sebuah posting berisi pengumuman.
Efek yang mungkin paling terasa dari penghentian support Chrome versi lama, sebagaimana dituturkan Google dalam pengumumannya, adalah penggunanya tidak bisa lagi membuka Gmail versi standar.
Pada Desember 2017 nanti, Gmail sendiri akan tetap bisa diakses oleh pengguna Chrome versi 53 ke bawah.
Tapi, yang ditampilkan adalah versi dasar berbasis HTML, tidak memiliki fitur-fitur seperti chat, spell checker, rich formatting, ataupun kemampuan mengimpor daftar kontak.
Selain tak bisa membuka Gmail versi standar, para pengguna Windows XP dan Vista yang mentok pada Chrome versi 49 juga bakalan tidak lagi memperoleh update sekuriti untuk peramban tersebut sehingga meningkatkan resiko serangan cyber.
Seperti dirangkum dari PC World, Minggu (5/2/2017), pada 8 Februari nanti, Google akan mulai menyalurkan notifikasi di Chrome yang isinya mengimbau pengguna untuk melakukan update ke versi terbaru Chrome.
Hal ini tentu saja tak bisa dilakukan oleh pengguna Windows XP dan Vista yang hanya bisa memakai Chome hingga versi 49.
Karena itulah Google menganjurkan para penggunanya untuk melakukan upgrade OS terlebih dahulu agar bisa mengakses Chrome versi terbaru.
Data terakhir dari NetMarketShare yang dirilis awal bulan ini menyebutkan bahwa Windows XP dan Vista masih dipakai oleh sekitar 10 persen pengguna komputer. OS terbaru, Windows 10, baru dipakai oleh sekitar 25 persen pengguna.
(Oik Yusuf/kompas.com)