TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Red Hat, Inc. menghadirkan versi terbaru Red Hat Enterprise Linux 7.3 (RHEL 7.3) sebagai platform enterprise Linux.
Selain fitur-fitur baru, sistem operasi Linux flagship dari Red Hat ini juga membawa sejumlah peningkatan dalam aspek kinerja, keamanan, dan keandalan.
Versi terbaru RHEL ini juga menghadirkan kapabilitas terbarunya seputar Linux container dan Internet of Things (IoT) untuk membantu pengguna enterprise awal (early adopter) dalam menggunakan investasi yang ada seiring perkembangannya dalam memenuhi tuntutan-tuntutan bisnis ke depan.
Mulai dari teknologi video conferencing dan voice over IP (VoIP) hingga aplikasi dan layanan berbasis web, tuntutan jaringan terhadap enterprise modern dapat teramat besar.
Versi terbaru ini membantu mengatasi kebutuhan ini guna menciptakan kondisi jaringan yang lebih baik dengan penambahan lightweight networking tunnel, yang memungkinkan guest instances dari RHEL 7.3 menjadi lebih aman, efisien, scalable, dan fleksibel.
Selain itu, peningkatan bulk packet memory allocator juga berdampak positif pada peningkatan kinerja jaringan 40 Gigabit dan 100 Gigabit.
Jim Totton, Vice President and General Manager, Platforms Business Unit, Red Hat mengatakan, seiring makin intensifnya aplikasi-aplikasi enterprise modern dalam sumber daya dan penyimpanan, infrastruktur TI bukan hanya perlu mengimbangi saja.
"Infrastruktur IT perlu juga mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan itu sendiri," kata Jim Totton dalam keterangan pers, Rabu (22/2/2017).
Ia menyebutkan aplikasi-aplikasi dengan transaksi tinggi, seperti database, event processing (pengolahan event), dan virtual machine juga perlu ditingkatkan kecepatan input-output (IO) dan diturunkan latensinya agar perusahaan mengetahui manfaat yang diperoleh dari aplikasi tersebut.
Teknologi hardware baru, seperti non-volatile memory (NVM), bisa mengatasi permasalahan ini.
"Untuk itu, RHEL 7.3 juga mendukung perangkat berbasis NVM yang punya karakter kecepatan tinggi sekaligus berlatensi rendah," kata Totton.
Selain itu, RHEL 7.3 membuat cluster performance-sensitive Parallel NFS (pNFS) menjadi lebih mudah dikelola dengan dukungan format layout Block SCSI dan Flex Files.
Keamanan TI tidak boleh statis dalam menghadapi lanskap ancaman yang selalu dinamis.
Begitu pula datacenter yang lebih aman berawal dari inovasi di level sistem operasi (OS).
RHEL 7.3 membantu mendorong evolusi keamanan TI ini dengan memperkenalkan beberapa fitur keamanan baru yang lebih baik, sehingga menghadirkan suatu platform yang lebih aman bagi penerapan mission-critical dan beban kerja (workload) penting lainnya.
Pelanggan dapat memanfaatkan suatu solusi disaster recovery multisitus (multi-site) yang terintegrasi penuh tanpa harus bergantung pada solusi custom atau pihak ketiga (third-party) sehingga dapat menekan biaya dan waktu deployment (penyebaran).
Pengembangan-pengembangan spesifik terkait hal di atas meliputi kemampuan untuk mengkonfigurasi tool pacemaker guna mengelola cluster multi-situs dan cluster stretch di seluruh geo-lokasi untuk disaster recovery dan skalabilitas.
Kemudian kemampuan untuk mengkonfigurasi dan memicu notifikasi secara lebih baik ketika status dari cluster yang dikelola mengalami perubahan melalui hadirnya pacemaker alert yang lebih mumpuni.
RHEL 7.3 meningkatkan dukungan untuk Linux container melalui berbagai perbaikan inkremental (gradual), di samping tool-tool manajemen (Atomic CLI/Cockpit) yang lebih baik dan runtime container yang diperbarui (docker engine).
Tidak ketinggalan, versi terbaru RHEL ini juga menyertakan kemampuan signing container baru sebagai suatu Technology Preview.