News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan 5G Membuka Peluang Pekerjaan Manusia Digantikan Robot

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaringan 5G

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biaya produksi suatu barang atau jasa akan berpengaruh terhadap harga jual kepada konsumen atau end user.

Satu cara untuk menekan biaya produksi itu dengan memanfaatkan teknologi agar hasil produksi lebih efisien.

Teknologi yang dimaksud yakni penggunaan jaringan 5G.

Kecepatan internet jaringan 5G mampu mencapai 20 Gbps atau 20 kali lebih cepat dibanding 4G yang hanya 1 Gbps.

Lantaran kecepatannya yang sangat tinggi, teknologi 5G bisa diimplementasikan untuk kebutuhan bisnis dan industri.

Menurut Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, titik berat jaringan 5G memang lebih ke arah industri ketimbang consumer.

Misalnya seperti industri logistik, kesehatan, transportasi, maupun proses produksi di pabrik-pabrik.

Sebagai contoh, dalam bidang transportasi, teknologi 5G bisa digunakan untuk connected car, sehingga sebuah mobil tak perlu lagi menggunakan tenaga sopir.

Atau untuk mengontrol robot-robot dalam sebuah proses produksi di pabrik maupun dalam proses penambangan.

"Sebetulnya semua industri kalau mau lebih efisien butuh otomatisasi," ujar Dian ketika ditemui di Four Seasons Hotel, Jakarta, belum lama ini.

Ia mencontohkan jika seorang dokter ingin melakukan remote surgery ayau operasi jarak jauh bisa menggunakan jaringan 5G.

"Logistik, kalau e-commerce mau kirim barang, bisa pakai drone yang dikendalikan pakai 5G. Enggak ada lagi orang yang nganter-nganter," katanya.

Kecepatan yang ditawarkan jaringan 5G memang memiliki dampak positif terkait efisiensi kinerja.

Namun, teknologi ini juga memiliki dampak lain terkait masa depan tenaga kerja manusia.

Dian tak menjawab secara gamblang ketika ditanya apakah industri di Indonesia saat ini sudah membutuhkan jaringan 5G.

Bos XL Axiata ini hanya menjawab penerapan 5G dalam kebutuhan industri cukup sensitif karena akan menyangkut nasib banyak orang.

"Kalau kita lakukan otomatisasi, harus pertimbangkan me-replace banyak tenaga kerja. Sensitifnya ada di situ," katanya.

"Saya tidak katakan begitu (akan ada PHK massal), tapi mungkin dengan 5G akan terbuka lapangan kerja baru. Dengan otomatisasi, secara umum akan menggantikan pekerja, apalagi di pabrik," tambah Dian.

Di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, ketika dikonfirmasi mengenai adanya kemungkinan terjadinya PHK jika 5G diterapkan, mengatakan harus dilihat dulu di mana teknologi 5G digunakan.

Jika manufaktur tersebut merupakan padat karya, Rudiantara mengatakan jangan memakai 5G.

"Makanya tergantung di mana tempatnya dulu. Kalau misalkan manufaktur padat karya, jangan pakai 5G," katanya.

Tapi, kalau sudah capital intensive manufakturnya dan pakai robotic, bisa dipakai jaringan 5G.

"Pasukan Gegana untuk bom, perfect pakai ini. Karena bisa remote. Kayak tadi, tangannya ngambil yang mana mutus kabel. Enggak takut meledak," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini