TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca kasus penarikan ponsel yang rentan terbakar, Samsungbangkit kembali. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini merilis Galaxy Note 8 dalam sebuah acara di New York, Rabu (23/8/2017).
Perangkat yang akan dibanderol seharga US$ 929,99 ini, akan dijual di gerai-gerai dunia mulai 15 September 2017. Sedangkan pra penjualan Note 8 akan dimulai di Amerika per Kamis (24/8).
Note 8 memiliki banyak fitur yang sama dengan ponsel-ponsel Samsung lainnya, seperti Galaxy S8 dan S8+. Layarnya sudah infinity, tidak ada tombol home dan ada scanner sidik jari di belakang perangkat.
Meski demikian, Note 8 memiliki sejumlah fitur yang unik, khususnya yang berkaitan dengan kamera dan stylus.
Baca: Mark Zuckerberg Memotret Gerhana Matahari, Seperti Ini Hasil Bidikannya
Ini bukanlah fitur yang revolusioner. Sepertinya cukup jelas, Samsung ingin memperbaiki ponsel versi teranyarnya, dibanding melemparkan fitur baru untuk melihat mana yang baik.
Samsung juga berupaya keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen.
Galaxy Note 8 merupakan ponsel pintar pertama dari seri Note sejak produk Note 7 yang bermasalah tahun lalu.
Masalah dengan Note 7 terjadi tak lama setelah diluncurkan pada musim panas lalu. Sejumlah ponsel pengganti juga cepat panas (overheated). Penarikan kembali ponsel Note 7 membebani perusahaan sebesar lebih dari US$ 6 miliar.
"Inovasi terkadang gagal. Itu terjadi pada musim gugur tahun lalu. Sebagian komitmen Samsung adalah melakukan inovasi atas proses dan kualitas, selain teknologi," jelas Drew Backard, Samsung senior director of product marketing.
Perusahaan juga mengatakan, baterai Note 8 sudah mengalami delapan tahapan proses pengecekan dan pengujian tambahan dari perusahaan partai ketiga.
Untuk tahap awal, Note 8 ditawarkan dalam dua warna, yakni hitam dan abu-abu. Namun, ke depannya, akan ada dua warna tambahan lain yakni biru dan emas.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber: CNN