TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banderol duo Galaxy A8 (2018) terbilang tinggi. Galaxy A8 Plus dipatok Rp 8 juta dan Galaxy A8 Rp 6,5 juta.
Hanya selisih sekian lembaran rupiah dengan beberapa flagship yang lebih dulu hadir di Indonesia. Sebut saja Galaxt Note FE yang di pasaran ada di kisaran Rp 8,5 juta.
Meski hanya terpaut sedikit dengan varian lain, tapi Samsung mendedikasikan duo Galaxy A8 (2018) ini untuk generasi milenial.
“Para millenials ini suka travelling dan memiliki gaya hidup premium. Mereka sering sekali selfie dan nge-vlog. Kami mencoba menjawab kebutuhan mereka melalui Galaxy A8 (2018) dan A8 Plus (2018),” kata Head of Product Management, IT, dan Mobility Business Samsung, Denny Galant di Jakarta.
Baca: Alasan Duo Galaxy A8 (2018) Bisa Disebut Galaxy S8 versi Budget
Alasan itulah yang membuat Samsung menyusun formula fitur dan spesifikasi yang relevan dengan kebutuhan milenial.
Sebut saja dengan pemilihan material kaca sehingga kesan ponsel kelas premium sangat kuat.
Kemudian menjadikan layar AMOLED sebagai standarnya dengan rincian Galaxy A8 berukuran 5,6 inci dengan aspect ratio 18,5:9 dan resolusi 1.920 x 1.080 piksel.
Saudaranya, Galaxy A8 Plus berukuran lebih besar yakni 6 inci, dengan aspect ratio dan resolusi yang sama.
Belum lagi layar keduanya sudah mengusung desain premium “Infinity Display”, meski tak setipis pada Galaxy S8 dan Galaxy Note 8.
Urusan selfie maupun nge-vlog dijawab dengan kehadiran kamera ganda yang memadankan sensor berkualitas 16 megapiksel dan 8 megapiksel.
Fitur premium lain yang dihadirkan lainnya adalah pengenalan wajah untuk mengaktifkan ponsel. Opsi lainnya melalui pemindai sidik jari yang terletak di punggungnya.