TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika Anda memasukkan kata kunci “ supermoon” di kolom pencari Facebook pada Rabu (31/1/2018) malam kemarin, video pertama yang muncul adalah siaran langsung dari akun bertajuk “EBUZZ”.
Video supermoon tersebut menghimpun lebih dari 16 juta penonton selama empat jam. Belakangan diketahui bahwa video itu "aspal" alias asli tapi palsu.
Aliran video memang menampilkan foto supermoon, namun bukan Super Blue Blood Moon yang sedang benar-benar terjadi pada Rabu (31/1/2018) malam kemarin.
Foto yang dipampang sebagai video supermoon itu dibidik fotografer amatir bernama Chris Kotsiopoulos.
Ia menjepretnya sekitar sembilan tahun lalu, ketika bulan berada tepat di atas Temple of Poseidon, Yunani.
Foto supermoon itu hanya dipasang selama berjam-jam dengan dibubuhi suara angin. Ada pula penanda tanggal untuk membuat orang percaya.
Baca: Bamsoet Sebut Dewan Pengawas dan Komite Etik KPK Berbeda
Chris Kotsiopoulos mengatakan beberapa kali fotonya dicaplok tanpa izin, tetapi tak pernah dimodifikasi sedemikian rupa seperti yang dilakukan EBUZZ.
EBUZZ sendiri berjalan sebagai akun anonim yang administratornya tak bisa dikontak. Page tersebut sudah ada sejak November 2016 dan memiliki lebih dari 250.000 pengikut.
Facebook awalnya tak menyadari video supermoon yang viral adalah palsu.
Setelah banyak penonton video yang curiga dan skeptis, barulah Facebook bertindak tegas, sebagaimana dihimpun, Kamis (1/2/2018), dari CNN.
Jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg itu akhirnya menghapus video supermoon palsu karena dianggap melanggar kebijakan layanannya.
Kendati demikian, laman Facebook EBUZZ tetap dibiarkan beroperasi.
Tak jelas apa alasan EBUZZ mengumbar siaran langsung supermoonpalsu.
Bisa saja administratornya ingin menghimpun banyak pengikut, agar bisa meningkatkan trafik ke website-nya. Ujung-ujungnya adalah kepentingan monetisasi.
Ini bukan kali pertama video palsu yang merekam momentum berharga beredar dan menghimpun jutaan view di Facebook.
Sebelumnya, ada video yang mengaku menyiarkan langsung Badai Irma. Setelah ditelusuri, video itu sudah ada sejak sembilan bulan sebelumnya. Penonton yang tertipu lumayan banyak, mencapai enam juta orang.