TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendukung Aplikasi Jakarta Sehat (AJS) dalam memberikan pelayanan kesehatan pada warga Jakarta.
Sandiaga Uno meminta Jakarta Smart City (JSC) berkolaborasi dengan Tim Aplikasi Jakarta Sehat dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jakarta mewujudkan aplikasi yang nantinya akan melahirkan big data soal layanan kesehatan ini.
Kepala Jakarta Smart City, Setiaji menyatakan bahwa mendukung langkah Sandiaga Uno melahirkan big data layanan kesehatan ini.
“Jakarta Smart City tentunya mendukung langkah Pak Wagub menuju pelayanan kesehatan berbasis digital, sesuai dengan era digital saat ini. Pun era milenial dimana pengguna internet smartphone 80 persen dari jumlah penduduk Jakarta. Kami berkolaborasi dengan Tim Aplikasi Jakarta Sehat dan Dinkes mewujudkan AJS,” kata Setiaji di Kantor Smart City, Balaikota (26/2).
Setiaji kemudian berkoordinasi dengan Tim Aplikasi Jakarta Sehat dan Dinkes Provinsi DKI Jakarta.
“Kami koordinasi dengan Tim Aplikasi Jakarta Sehat dan Dinkes dalam mewujudkan AJS ini. Pada prinsipnya akan melakukan connecting data dan bridging dengan sistem Dinkes,” ungkap Setiaji.
Setiaji pun mengatakan usulan inisiatif-partisipatif-kolaboratif dari Tim Aplikasi Jakarta Sehat dalam membantu Pemprov DKI Jakarta perlu diapresiasi. “Warga kan menghendaki pelayanan kesehatan yang mudah, murah, dan cepat. Kemudian warga itu sendiri, dalam hal ini Tim Aplikasi Jakarta Sehat, membantu menyiapkan AJS untuk memenuhi kebutuhan warga. Ini amat kami apresiasi,” kata Setiaji.
“Tim Aplikasi Jakarta Sehat juga menyiapkan AJS sudah 85 persen. Kami bersama Dinkes tinggal menambahkan beberapa data lagi seperti data dokter,” imbuh Setiaji.
Setiaji pun optimis AJS segera dapat diluncurkan. “Insyaallah, dengan kebersamaan AJS segera diwujudkan. Dalam satu bulan ke depan, mudah-mudahan bisa diluncurkan,” kata Setiaji.
“Sebelum diluncurkan, kami memastikan secara teknis AJS ini berjalan dengan baik. Dan tentunya dijalin bentuk kerjasama antara Tim Aplikasi Jakarta Sehat dengan Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Dinkes,” imbuh Setiaji.
Setiaji menyebutkan AJS tahap awal ini merupakan program yang mengoptimalkan Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH).
“5.000 dokter dari Program KPLDH dapat dioptimalkan. KPLDH dari semula manual menjadi digital. AJS memaksimalkan pelayanan,” kata Setiaji.