News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Fakta Kelompok Hacker Surabaya Black Hat yang Diburu FBI, Masih Mahasiswa Penghasilan Ratusan Juta

Penulis: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kiri) Dua anggota Surabaya Black Hat yang telah ditangkap polisi.

TRIBUNNEWS.COM - Sekelompok hacker asal Surabaya bikin geger setelah jadi buruan FBI.

Kelompok penjahat cyber ini menamakan dirinya Surabaya Black Hat (SBH).

Tak menggunakan ilmunya secara positif, kelompok ini justru telah meretas sekitar 3000 sistem komputer di 40 negara termasuk Amerika Serikat.

 Apa saja kumpulan fakta soal mereka?

Simak di bawah ini :

1. Masih Mahasiswa

Mayoritas anggota SBH masih sangat muda.

Mereka rata-rata merupakan mahasiswa IT dengan usia sekitar 21 tahun.

FBI di balik terungkapnya SBH Sejauh ini polisi telah menangkap tiga anggota SBH dari total 6 orang pelaku yang diincar.

Polisi menangkap pria bernama KPS, yang berperan sebagai pendiri Surabaya Black Hat.

2. Acak-acak Los Angeles

Tak hanya meretas situs dalam negeri, situs ini juga mengacak-acak situs luar negeri, bahkan Amerika Serikat.

Itulah mengapa kelompok ini sampai diburu FBI.

"Yang terdata dan cukup mengagetkan adalah kelompok ini meretas sistem situs dan database milik pemerintah Los Angeles," ujar Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu.

3. Penghasilan Gila-gilaan

Dalam sekali meretas kelompok ini meminta tebusan sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta yang dibayarkan melalui PayPal atau Bitcoin.

Dalam setahun setiap anggota SBH dapat mengantongi uang Rp 200 juta.

Berdasarkan keterangan para pelaku, aksi peretasan yang mereka lakukan biasanya dipesan terlebih dahulu.

"Hacking yang mereka lakukan motifnya uang, asalkan ada yang bayar," sebut Fian.

Total, sudah sekitar 600 situs yang mereka retas.

4. Hanya Butuh 5 Menit

Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu mengatakan, kelompok Surabaya Black Hat hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk melakukan peretasan.

Ia mengatakan, para tersangka mengaku melakukan peretasan dengan dalih melakukan penetration testing pada suatu sistem.

Penetration test merupakan sebuah metode untuk melakukan evaluasi terhadap keamanan sebuah sistem dan jaringan komputer dengan cara melakukan sebuah simulasi serangan (attack).

5. Beri Pesan Prihatin Kondisi Bangsa

Meski dicap sebagai penjahat cyber bayaran, mereka cukup unik saat meretas.

Situs yang mereka retas mereka beri sebuah pesan moral.

Pada situs yang telah diretas, pelaku menuliskan keprihatinannya terhadap moral bangsa yang dinilai semakin terpuruk.

“INDONESIA DARURAT MORAL. KRISIS MORAL YANG TERJADI SAAT INI AKAN SEMAKIN BERAT JIKA TIDAK MENDAPATKAN PERHATIAN SERIUS DARI SEMUA UNSUR BANGSA," tulis mereka dalam situs tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini