News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sektor Pendidikan Jadi Tulang Punggung Penjualan Proyektor Epson di Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Business Development Manager PT Epson Indonesia Andryanto C Wijaya di acara 'Epson VI High Brightness Gathering 2018' yang digelar di Bali, Selasa (10/4/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor pendidikan masih menjadi kontributor terbesar penjualan proyektor Epson yang dipasarkan PT Epson Indonesia di Indonesia.

"Pasar terbesar projector di Indonesia dari sektor pendidikan 63 persen bersumber dari anggaran pemerintah yang ditopang oleh anggaran pendidikan nasional yang sebesar Rp 444,1 triliun," kata Zanipar SA Siadari, Product Marketing Manager Visual Instrument (VI) Epson Indonesia, di acara 'Epson VI High Brightness Gathering 2018' yang digelar di Bali, Selasa (10/4/2018). 

Zanipar memaparkan, dengan asumsi usia pakai proyektor di sekolah-sekolah adalah 3 tahun, maka baru 30 persen sekolah yang sudah terinstal proyektor.

Data internal Epson Indonesia tahun 2017 menyebutkan, total jumlah sekolah yang menjadi pasar potensial produk proyektor Epson mencapai 259.536 sekolah, terdiri dari sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, SMA/SMK dan Madrasah Aliyah, dan perguruan tinggi yang bernaung di bawah Dikti dan Kementerian Agama.

Sementara, jumlah kelas per 2017 mencapai 1.839.149 unit, terdiri dari ruang kelas SD 1.019.177 unit, SMP/MTs 454.155 unit, SMA/SMK/MA 224.756 unit dan perguruan tinggi 138.061 unit. 

Zanipar optimistis, permintaan proyektor baru di market Indonesia akan terus bertumbuh karena tren perekonomian Indonesia yang terus tumbuh positif.

Meski tidak tumbuh terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

Sebaran sekolah dan ruang kelas di sektor pendidikan yang saat ini menjadi market terbesar produk proyektor Epson di Indonesia.

"Tahun 2018 ini ekonomi Indonesia berdasar asumsi pemerintah dengan mengacu pada Produk Domestik Bruto atau GDP akan tumbuh di kisaran 5,3 sampai 5,4 persen. Ekonomi Indonesia tumbuh masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Zanipar.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang antara lain didorong oleh konsumsi pemerintah, diyakini akan ikut mendorong naiknya belanja instansi terhadap produk perlengkapan kantor seperti proyektor.

"Indonesia memiliki bonus demografi dengan mayoritas usia produktif. Nilai rupiah diproyeksikan 13.500 per dolar AS," imbuhnya.

Di luar sektor pendidikan, pasar di sektor lain yang kini juga sedang bertumbuh adalah pasar perkantoran, mal/ritel dan pariwisata.

Baca: Epson Pamerkan Line Up Proyektor Laser Terbaru di Epson VI High Brightness Gathering 2018 di Bali

Baca: Epson Kenalkan EB-1470Ui, Projector Interaktif Terbaru untuk Presentasi yang Bisa Corat-coret

Di sektor perkantoran dan ritel, jumlah meeting room dan ruang display terus meningkat seiring dengan terus dibangunnya gedung-gedung perkantoran dan mal baru.

Di sektor pariwisata, industri perhotelan saat ini memacu diri dengan membangun hotel-hotel baru serta mengembangkan paradigma memaksimalkan utilisasi fasilitas di hotel yang dikelolanya agar okupansi meningkat sebagai respon sektor industri ini atas target Pemerintah menarik 10 juta wisatawan masuk ke Indonesia.

Di tempat sama, Business Development Manager PT Epson Indonesia Andryanto C Wijaya menyampaikan tentang campaign terbaru Epson, yakni 'It's In The Detail'. Campaign ini merupakan cerminan visi bisnis Epson di produk teknologi di 2025 mendatang.

"Ada empat area kunci inovasi Epson di 2025. Yakni, Visual innovation, Inkjet Innovation, Robotics Innovation dan Wearable Innovation," kata Andryanto.

Dia menyebutkan, pencapaian bisnis Epson Indonesia selama ini bertumbuh luar biasa.

Business Development Manager PT Epson Indonesia Andryanto C Wijaya di acara 'Epson VI High Brightness Gathering 2018' yang digelar di Bali, Selasa (10/4/2018). (TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN)

"Tiga tahun terakhir kontribusi dari pro EV naik drastis. Dibandingkan 2016 ke 2017 pencapaian kita tumbuh ganda. Itu membuat produk high brightness kontribusinya menjadi sangat besar besar. Di pasar regional bisnis produk high brightness 50 persen berasal dari Indonesia," ungkap Andryanto.

Andryanto menegaskan, salah satu kunci Epson memenangi kompetisi pasar yang ketat di bisnis proyektor adalah berusaha selalu mendengar masukan konsumen. Begitu juga masukan-masukan dari perusahaan partner yang selama ini menjadi ujung tombak penjualan Epson di Indonesia.

Upaya mendengar masukan konsumen atau users itu tidak hanya untuk bisa memberikan solusi produk proyektor yang paling tepat sesuai kebutuhan users dan audiens yang disasarnya. Tapi juga untuk bisa memberikan dukungan layanan after market, serta solusi konten yang dibutuhkan.

Semua masukan konsumen itu dieksekusi sejak tahapan perencanaan, pembuatan desain, proses produksi (manufacturing) dan sales support.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini