TRIBUNNEWS.COM - Apa yang terjadi jika bos Anda mengirimkan e-mail yang isinya hanya satu karakter? Mungkin kebanyakan dari kita akan mengabaikannya.
Berbeda dengan karyawan Amazon yang bakal langsung panik saat menerima e-mail ini. CEO Amazon Jeff Bezos diketahui punya kebiasaan unik.
Ia kerap mengirimkan e-mail pada eksekutifnya hanya berisi satu karakter yakni tanda tanya (?). Ketika para eksekutif perusahaan mendapat e-mail yang hanya satu karakter ini, mereka tahu bahwa Bezos sedang memberi "teguran" karena ada pelanggan yang mengeluh atas pelayanan yang diberikan Amazon.
"Saya masih punya alamat e-mail yang dapat dihubungi oleh pelanggan. Meskipun saya tidak membalasnya, tapi saya membacanya," ungkap Jeff Bezos dikutip dari Bussiness Insider, Senin (23/4/2018).
Ia melanjutkan, e-mail ini sebagian besar memang berisi keluhan-keluhan dari para pelanggan. Keluhan itu akan ia teruskan pada eksekutif yang bersangkutan disertai dengan karakter tanda tanya.
"Saya membaca sebagian besar e-mail itu dan meneruskannya pada para eksekutif yang bertanggungjawab di ranah tersebut dengan satu tanda tanya. Tanda ini artinya adalah 'bisakah Anda memeriksanya?' atau 'mengapa ini terjadi?'," lanjut Bezos.
Para petinggi itu biasanya kemudian meneruskan e-mail ini pada para manager untuk segera diinvestigasi. Bagi para karyawan Amazon, mendapat e-mail satu karakter ini sudah menjadi hal umum dalam lingkup perusahaan.
Alamat e-mail Jeff Bezos sendiri sudah umum dan diketahui publik. Maka tak jarang ketika terkendala sebuah masalah, konsumen langsung mengadukannya pada Bezos lewat e-mail jeff@ amazon.com ini.
Meski bisa dibilang jalur laporan ini tak sesuai prosedur, Bezos tetap ingin mempertahankan dan terus menggunakan alamat e-mail tersebut.
Baca: Gibran Ngaku Pemilik Grab, Ratna Sarumpaet Beri Komentar Sarkas, Fakta Aslinya Bikin Ratna Malu
Menurutnya ini menjadi salah satu jalan agar ia tetap dekat dengan para konsumen. Bahkan tak jarang keluhan-keluhan ini justru menjadi ide untuk Amazon dalam mengembangkan layanannya.
Ia pun berujar bahwa kepuasan pelanggan harus dijaga sebaik mungkin agar tetap bisa bersaing dengan para kompetitor.
"Jika Anda selalu terobsesi oleh para pesaing, maka Anda akan sulit termotivasi ketika Anda berada paling depan. Pelanggan selalu menginginkan lebih dan tak pernah puas. Jadi tidak peduli seberapa jauh Anda di depan pesaing, posisi Anda tetap berada di belakang pelanggan Anda," ungkap dia.