TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar hoax melalui pesan berantai via Whatsapp yang menyebutkan makanan yang dipesan melalui layanan Go-Food dibubuhi racun merugikan mitra driver dan pelanggan.
Atas dasar itulah, Gojek berinisiatif melaporkan kasus ini ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya, Kamis (17/05).
"Ini menyangkut kesejahteraan mitra kami. Melindungi mitra kami yang bekerja keras melayani pelanggan dan menafkahi keluarganya,” terang Michael Reza Say, Vice President Corporate Affairs Gojek Indonesia yang ditemui di Polda Metro Jaya.
Selama dua jam Michael menjalani proses dengan menyertakan informasi dan bukti yang diminta kepolisian.
Melalui pelaporan ini, dia berharap kabar bohong atau hoax yang merugikan mitra driver dan pelanggan dapat dihentikan.
Bagaimana pun, beredarnya pesan berantai itu sangat menganggu. ”Sejauh ini memang belum ada dampak (kepada demand layanan) tapi kalau dibiarkan terus menerus ya bisa berdampak,” ujar Michael.
Terpisah, Direktur Eksekutif Remotivi (pusat studi media dan komunikasi), Muhammad Heychael, menekankan informasi bohong seputar isu terorisme sudah merambah ke mana-mana.
Baca: Sisihkan Rp 16 Ribu/Bulan, Anak Mitra Driver Gojek Berhak Beasiswa Rp 12 Juta
”Mulai dari teori konspirasi mengenai siapa dalang di balik bom Surabaya dan serangan di mako brimob sampai isu soal ojek online disusupi ISIS. Saran saya, bila menemukan informasi semacam ini jangan langsung percaya,” ucapnya dalam keterangan tertulis.
Heychael menyarankan agar penerima kabar tidak jelas itu melakukan cek sumber dari informasi yang beredar.
”Cek kredibilitas penyebar informasi dan konfirmasi ke media – media yang punya kredibilitas, apakah mereka memuat juga? Jika tidak sebaiknya jangan percaya,” tegasnya.