TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak lagi menjalani profesi sebagai atlet dayung yang dicita-citakan sejak kecil, tak membuat Haamim Rizaldhi patah arang.
Laki-laki kelahiran 20 tahun silam ini memilih melanjutkan kuliah dan bercita-cita jadi seorang YouTuber.
Namun, untuk membiayai seluruh kebutuhan menjadi YouTuber, Haamim kini bekerja sebagai kurir barang di GO-JEK.
Saat ditemui di kediamannya di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Rabu (18/7/2018) lalu, Haamim bercerita keinginannya menjadi seorang atlet tertanam sejak kecil.
Di benaknya sosok atlet merupakan profesi yang menuntut kedisiplinan, tanggung jawab. Selain itu, tentu saja, hal itu sangat menyehatkan baginya.
Kesempatan menjadi seorang atlet muncul saat Haamim diajak ayahnya melihat sejumlah atlet dayung yang sedang berlatih di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Ketertarikan Haamim muncul saat melihat para atlet berlatih dengan gaya dan menggunakan sebuah alat yang menurut dia unik.
"Waktu itu masih SMP diajak bapak saya keliling Jakarta, lewat Sunter ada atlet dayung lagi latihan. Tertarik, unik, ada model duduk setengah jongkok, duduk, jalannya mundur. Atlet juga kan hidup teratur, jujur, disiplin, tanggung jawab, atlet juga kan sehat, makananya bergizi," ujar Haamim.
Medali pertama Awal karir Haamim berlangsung manis. Haamim yang saat itu belum lama berlatih sebagai atlet dayung, langsung diikutsertakan dalam kompetisi Pekan Olahraga Provinsi se-DKI Jakarta pada 2013 mewakili Jakarta Selatan.
Haamim mendapat medali emas pada kanoing jarak 1.000 meter, dan mendapat perunggu pada jarak 500 meter. Prestasi itu membuat Haamim kian percaya diri untuk mengikuti kompetisi-kompetisi selanjutnya.
Saat mengikuti perlombaan dragoon boat di Padang, Sumatera Barat, Haamim dan atlet dayung yang mewakili DKI Jakarta membawa pulang medali perunggu setelah mengalahkan sejumlah peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Namun, pernah juga Haamim tidak mempersembahkan satupun medali saat mengikuti kompetisi. Pada 2015, Haamim bersama seorang rekannya yang masih SMP diikutsertakan dalam kejuaraan dayung Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Jawa Barat.
Namun, Haamim dan rekannya gagal membawa pulang medali. Sebelum perlombaan, pelatih Haamim menyampaikan bahwa siapapun yang tidak mendapat medali akan dikeluarkan dari pelatihan.
Dengan sangat terpaksa Haamim keluar dari tempat pelatihan. Tawaran menjadi atlet dayung sempat disampaikan oleh salah satu tim asal Jawa Barat.
Namun, karena syarat administrasi tidak terpenuhi Haamim tak bisa melanjutkan profesi yang dicita-citakannya itu.
Haamim mengatakan saat itu merupakan masa sulit baginya. Ia merasa kecewa dan sedih atas keputusan pelatihannya.
Ibu Haamim, Hertin Mina mengatakan, saat itu Haamim sangat terpukul. Hertin dan suaminya sempat meminta penjelasan terkait dikeluarkannya Haamim dari pelatihan.
Setelah mendapat penjelasan, orangtua Haamim mau tidak mau mengikuti aturan yang ada. Hertin terus menyemangati Haamim agar tetap melanjutkan sekolah dan mencari minat lain yang Haamim suka.
"Waktu itu dia down banget, nangis. Tapi kami kan sebagai orangtua terus menguatkan biar anak ini enggak sedih terus," ujar Hertin.
Jadi kurir agar bisa jadi Youtuber Haamim mengaku sulit melupakan cita-cita dan pengalamannya sebagai alte dayung.
Saat melihat tayangan televisi tentang atlet dayung tengah bertanding, Haamim membayangkan dirinya berada di sana. Medali dan seragam saat menjadi atlet dayung masih dia simpan.
Baca: Sehari 20 Order, Mitra Driver GO-JEK Pede Bisa Berangkat Umroh
Haamim pernah berpikir untuk menjadi atlet bulutangkis. Namun niat itu diurungkan dan fokus mengejar impian di luar profesi atlet.
Haamim yang suka menonton YouTube, kemudian berpikir untuk menjadi seorang YouTuber. Namun ia menyadari, dengan alat seadanya tidak akan membuat channelnya dikenal.
Haamim enggan minta uang kepada orangtuanya untuk membiayai keinginannya menjadi Youtber. Ia lalu memutuskan menjadi kurir di salah satu perusahaan aplikasi ojek online.
Haamim merasakan sulitnya mencari uang sebagai kurir dibanding saat menjadi seorang atlet. Haamim mengatakan, saat menjadi atlet dia hanya perlu berlatih setiap hari dengan fasilitas yang telah disediakan. Namun, menjadi kurir merupakan profesi lain yang membutuhkan kesabaran.
"Belum lagi misalnya mendapat pelanggan yang gimana-gimana. Bedalah pokoknya, kalau atlet kan apa-apa serba disediakan," ujar Haamim.
Dari pekerjaannya sebagai kurir, Haamim menabung dan bisa membeli sejumlah peralatan seperti kamera, tripod, lighting, dan peralatan lainnya.
Haamim mulai serius menggarap channel miliknya. Kegiatan baru Haamim itu mendapat sambutan positif dari sejumlah pihak.
Haamim mengatakan, ada instansi yang membawahi para YouTuber mengajaknya bergabung. Ia juga diajak untuk bergabung ke sebuah projek yang diadakan sebuah stasiun televisi.
Menurut Haamim, saat ini penghasilannya sebagai YouTuber belum terlalu besar. Namun, dia akan terus berusaha, salah satunya dengan memberikan konten berkualitas.
Haamim juga hendak mengembangkan karirnya dengan kuliah di jurusan penyiaran di salah satu universitas swasta di Jakarta. "Sudah daftar juga di broadcasting, semoga nanti bisa mengembangkan karir di sana. Enggak hanya bikin YouTube, tapi bisa bikin film mungkin," ujar Haamim.