TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Aktivaku, Ricky Gandawijaya optimis pihaknya di akhir tahun 2018 bisa menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp60 Miliar melalui produk-produk yang ditawarkan.
Startup fintech peer-to-peer lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sejak Januari 2018 saat ini telah menyalurkan pendanaan, khususnya kalangan UMKM di Indonesia dalambentuk project financing.
"Sampai Agustus 2018 ini, tenor pinjaman berkisar antara 1-9 bulan dan tingkat bunga antara14-21% per tahun, tergantung dari credit scoring masing-masing peminjam," kata Ricky di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Aktivaku, kata dia bisa menjadi solusi pembiayaan bagi kalangan yang belum terjangkau oleh pihak perbankan dan jadi instrumen alternatif investasi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Produkutama yang saatinidimiliki oleh Aktivakuadalah:
Property refinancing (ditujukanuntuk project financing), yakni seorang pemilik proyek (dibuktikandgn SPK/PO) bisa mengajukan pinjaman dana denganjaminanproperti ataua setyang dimilikinya.
"Apabila disetujui Aktivaku akan membiaya sejumlah max 60% dari nilai apraisal properti/aset, tenor sesuai usia proyek. Maksimal 2 tahun plafon Rp 2 miliar," katanya.
Juga melayani credit take over yakni membantu nasabah untuk memindahkan/melunasi kredit dari sebuahinstitusikeuangandengantujuanuntukdipindahkankeinstitusilainnya.
"Contohnya memindahkan KPR ke bank lain. Hal ini dimaksudkan agar nasabah bisa dimudahkan dalam pengalihan pinjaman yang membutuhkan dana pelunasan dalam waktus ingkat," katanya.
Tanggal 31 Agustus 2018lalu, Aktivaku juga sudah menandatangani kerjasama dengan GO-JEK sehingga para mitra pengemudi GO-JEK nantinya bisa memanfaatkan layanan pendanaan yang dihadirkan oleh Aktivaku untuk memiliki produk-produk pengembang yang telah berkerjasama di seluru hwilayah Indonesia.