TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Noorcoin diundang untuk berkolaborasi dalam Festival Alumni Asia Universitas Boston di Grand Hyatt Hotel di Jakarta, Indonesia belum lama ini.
Boston University adalah salah satu lembaga akademik yang dikenal secara global dan juga telah menjadi universitas yang memiliki reputasi yang sangat baik secara internasional.
Salah satu kegiatan terbesar yang secara rutin dilakukan oleh komite kepemimpinan alumni lokal dan Asosiasi Alumni BU adalah reuni pada acara besar yang disebut “Festival Alumus Asia BU.”
Program reuni untuk alumni Universitas Boston ini dilakukan selama 12 tahun di berbagai kota di Asia. .
Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mempromosikan inovasi dalam alumni Universitas Boston untuk menciptakan dampak global.
Prof Susan Fournier yang menghadiri acara tersebut mengaku senang Noorcoin didukung dan ditampilkan di situs web resmi Presiden Joko Widodo di Digital Creative Economy.
"Terima kasih Noorcoin karena mendukung acara Allumni Universitas Boston dalam membuat dampak global,” katanya.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia HE Osamh Mohammed Abdullah Shuibi menyebut, Noorcoin token Syariah pertama di dunia yang pendirinya berasal dari Indonesia negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan KSA sebagai wali dari dua kota paling suci.
"Kami berencana meluncurkan ICO Noorcoin pada April 2019 mendatang di Riyadh Arab Saudi yang dihadiri Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBS." katanya.
Osamh mengharapkan Noorcoin dengan teknologi canggihnya untuk memberikan dampak tidak hanya pada captive market dari 30 juta pengunjung haji dan umrah tetapi juga untuk 1,8 milyar muslim di seluruh dunia.
"Selain dunia Muslim, ada permintaan yang kuat untuk Noorcoin dari negara lain di Asia, Australia, Amerika, dan Eropa.,” katanya,
CEO Noorcoin Sofia Koswara menjelaskan tentang teknologi Blockchain bersama dengan manfaatnya seperti membawa kekuatan ke massa: meratakan lapangan bermain.
Sofia menjelaskan lebih lanjut bahwa ada masalah sosial dan hukum yang perlu ditangani seperti miskonsepsi dan tidak adanya kedudukan hukum atas teknologi.
Dia menekankan bahwa legalitas cryptocurrency pada Juni 2018 adalah mirip dengan komoditas, yang diklasifikasikan sebagai aset digital.
“Kerajaan Arab Saudi adalah mitra Noorcoin sejak awal, bersama dengan visi 2030 Putra Mahkota untuk melepaskan ketergantungan pada minyak. KSA telah mendapatkan alokasi 20 milyar Noorcoin,” katanya.
CBDO Iskandar Purnomohadi dari Noorcoin mengatakan, di masa depan, Noorcoin akan menawarkan opsi untuk menyediakan aset digital & cryptocurrency dengan emas.
"Ini untuk memastikan keamanan dan stabilitas pemegang Noorcoin,” katanya.
COO Noorcoin Thomas Yudhistira menyebut kolaborasi dan kemitraan dalam tiga bidang: teknologi, budaya, dan hukum.
"Kami berterima kasih untuk menerima tanggapan positif dan dukungan dari Pemerintah, Organisasi Internasional, dan Lembaga Akademis sebagaimana yang ditunjukkan secara publik melalui publikasi dan acara resmi," katanya.