News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Blockchain Dapat Mengubah Permainan Forex

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peter Tandean, CEO Global Investa Capital

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Global Investa Capital,  Peter Tandean  menyatakan, pasar berjangka forex seringkali penuh dengan masalah seperti slippage, spread yang besar, komisi tinggi.

"Kondisi ini secara tidak langsung membentuk platform yang tidak sehat bagi para trader," kata Peter Tandean dalam keterangan pers, Jumat (14/11/2018).

Untuk itu, kata dia yang harus ditingkatkan dan lebih dibutuhkan adalah transparansi.

GIC melihat teknologi blockchain akan membawa revolusi pada industri pasar forex berjangka sama seperti dengan adanya internet, para trader dapat melakukan trading secara langsung dan instan melalui ponsel mereka.

"Dengan adanya transparansi yang lebih baik, mayoritas komunitas forex dan blockchain percaya bahwa masalah-masalah seperti slippage, fees transaksi, dan spread yang besar dapat dieliminasi untuk membuat platform trading yang adil dan terpercaya bagi para trader,” katanya.

Selain transparansi, kata dia di pasar forex berjangka, trader tidak pernah sekalipun mendapatkan kesempatan untuk memilih berganti peran menjadi marketmaker," katanya.

Baca: Asri Welas Jadikan Hot Wheels sebagai Pemacu Belajar Anak

Ia menyebut dengan menggunakan blockchain, platform GIC adalah sebuah terobosan baru di industri karena trader dapat dengan mudah berganti menjadi broker atau menjadi trader kembali.

Tim GIC yang berbasis di Singapura akan memulai menargetkan pasar-pasar besar di Asia Tenggara sebagai langkah awal, dimulai dari Indonesia.

Alasannya adalah karena broker forex berjangka yang sudah terdaftar di Indonesia memproduksi hampir setengah miliar dolar AS volume trading per bulannya, jumlah yang terus bertumbuh secara konsisten dari tahun ke tahun.

Untuk mempelopori inisiatif ini, Global Investa Capital (GICTrade.io) baru-baru ini mengumumkan adanya kontribusi modal awal senilai 20 juta dolar AS, untuk membantu mendorong likuiditas di dalam platformnya.

Kontribusi ini dipimpin oleh beberapa pemimpin industri dan perusahaan ekuitas swasta dari Asia, termasuk PT Capital Mega Mandiri dari Indonesia dan Ebisu.capital dari Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini