Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 memberikan berkah bagi para pelaku e-commerce, tak terkecuali JD.ID.
Selama promo JDOR! Harbolnas pada 12 Desember lalu, perusahaan retail online yang terafiliasi dengan JD.Com asal Cina ini menerima jumlah pemesanan 893 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya.
"Orderan selama Harbolnas 2018 melonjak 893 persen atau hampir 9 kali lipat dari 12.12 tahun 2017. Ini melibihi ekspektasi kami yang angkanya 5 kali lipat," ungkap Head of Marketing JD.ID Mia Fawzia saat berbincang dengan Tribunnews.com di kantornya, Rabu (26/12/2018).
Selama periode tersebut, JD.ID mencatat kategori yang paling diburu konsumen tanah air, yaitu ponsel, tablet dan aksesori disusul oleh produk elektronik rumah tangga, groceries dan kesehatan, laptop dan desktop, serta produk ibu, bayi dan anak.
Sementara lima kategori dengan pertumbuhan tertinggi adalah
otomotif, office network and servers, groceries dan kesehatan, luxury, dan audio.
Adapun merek-merek yang mencatatkan penjualan tertinggi adalah Samsung, Xiaomi, Sharp, Lenovo dan Asus. Tiga kata kunci paling populer Samsung, Xiaomi dan Wardah.
"Detilnya, pelanggan pria cenderung membeli dari kategori ponsel, tablet, dan aksesori. Sedangkan pelanggan wanita cenderung membeli dari kategori groceries dan kesehatan," paparnya.
Untuk wilayah, pemesan terbanyak berasal dari Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Sementara kelompok usia yang paling banyak belanja online di JD.ID yakni 25-35 tahun.
"Ini adalah pencapaian yang luar biasa sepanjang sejarah JD.ID hadir
di Indonesia sekaligus penutup akhir tahun yang membahagiakan," ucapnya.
Keterlambatan Pengiriman Barang
Di balik kesuksesan Harbolnas tersebut, JD.ID dihadapi sejumlah masalah, khususnya terkait pengiriman barang.
Mia menjelaskan, di hari-hari biasa pihaknya lebih banyak menerima order dari masyarakat perkotaan, seperti di Jabodetabek.
Namun, ketika Harbolnas, perusahaan yang menyediakan armada kurir sendiri bernama JX itu kewalahan melayani lonjakan orderan.
"Berbeda dengan sejumlah e-commerce lain yang berprinsip seller to customer, kami menerapkan business to customer. Semua produk kita kumpulkan di warehouse, kemudian drop point hingga diambil kurir kami sendiri. Langkah ini untuk memastikan barang dijamin ori dan cepat sampai," jelasnya.
"Di hari normal, ini berjalan sangat baik. Tapi di Harbolnas, keterbatasan kurir kami harus menjangkau hingga gang-gang kecil, terkadang barang sampai konsumen tidak di rumah mungkin sudah liburan," tambah Mia.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pengiriman barang yang biasa dilakukan dalam 1-3 hari, bisa terlambat hingga 10 hari.
"Hingga saat ini kami berusaha siang malam mengatasi permasalahan tersebut. Kami serius berinvestasi termasuk dalam logistik ini. Kami akan terus membenahi diri," pungkasnya.