News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lima Fakta Grab yang Menjadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo perusahaan teknologi penyedia aplikasi layanan on-demand Grab

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini di dunia terdapat lebih dari 10 startup yang telah naik tingkatan dari ‘Unicorn’ dan mencapai status Decacorn atau yang memiliki nilai valuasi 10 milliar dollar AS atau Rp 144 triliun.

Sejumlah perusahaan status Decacorn adalah Airbnb, Pinterest, Snapchat, Uber, SpaceX.

Belum lama ini Grab sebagai perwakilan tech startup tunggal dari Asia Tenggara.

Grab kini menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara yang artinya perusahaan  telah memiliki valuasi atau nilai perusahaan di atas US$ 10 miliar, yakni setara Rp 141 triliun (kurs Rp 14.100 per dolar AS).

Nah, berikut ini fakta-Fakta terkait Grab :

1. Didirikan Dua Orang

Pencapaian Grab ini tidak bisa dilepaskan  dari sosok Anthony Tan dan Tan Hooi Ling yang memulai usaha  dari sebuah garasi di Kuala Lumpur, Malaysia.

Keduanya sama-sama bersekolah di Harvard yakni menempuh pendidikan Master of Business Administration (MBA).

"Saya pertama kali bertemua Anthony saat acara di Harvard. Dia tampil dengan pakaian bagus, sangat terbuka, dan mengenal semua orang di ruangan," tutur Hooi Ling.

Dibandingkan Anthony, Hooi Ling kalah populer dari Anthony karena lebih fokus pada operasional perusahaan.

"Kami memiliki kekuatan saling melengkapi, kami seperti yin dan yang. Anthony fokus pada pemasaran dan hubungan investor, saya ke operasional perusahaan dan memastikan pekerja bekerja dengan benar," ujar Hooi Ling,

Ketika meluncurkan MyTeksi, cikal bakal GrabTaxi, Hooi Ling masih bekerja di McKinsey di Amerika Serikat lalu mundur dan kembali ke Malaysia karena melihat peluang besar di startup.

2. Akusisi Uber di Asia Tenggara 

Aksi bisnis yang cukup menonjol dari Grab adalah ketika berhasil mengakuisisi operasional Uber di Asia Tenggara, pada 26 Maret 2018 yang menjadi  kesepakatan terbesar di Asia Tenggara.

Pascaakuisisi ini membuat Uber membuat Grab mampu  memperluas kepemimpinannya di Asia Tenggara yang paling hemat biaya, karena mengambil alih operasi dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

3. Dapat Suntikan Dana

Seiring berjalannya waktu, Grab mendapatkan suntikan modal dari berbagai investor sehingga Anthony dan Hooi Ling telah membuat Grab memiliki layanan yang lebih luas, mulai dari ojek, mobil pribadi, pengiriman dan R&D perangkat lunak.

Yang terbesar adalah Softbank yang selama empat tahun terakhir memberikan empat kali suntikan berjumlah  USD 4 miliar atau  Rp 58,2 triliun, dengan catatan USD 2,5 miliar di antaranya berbagi dengan Didi Chuxing.

Bila mengacu pada angka total keseluruhan, maka SoftBank telah menggelontorkan USD 4 miliar atau sekitar Rp 58,2 triliun ke saku Grab.

Grab juga pernah memperoleh suntikan dana dari Vision Fund dan mengumpulkan dana USD 3 miliar.

4. Ekspansi di 8 Negara

Saat ini Grab tekah berhasil ekspansi ke 8 negara, termasuk Indonesia dan totalnya ada 336 kota yang dilayani oleh Grab.

5. Sebar Promo

Promosi ini dibagi dalam 3 bagian, yakni Jakarta, Luar Jakarta dan promosi bayar tagihan dan isi pulsa bagi seluruh Indonesia.

Dalam promosi di Jakarta, Grab memberikan potongan harga 70% atau maksimal Rp 7.000 untuk layanan GrabBike, GrabCar, dan GrabExpress.

Selain itu juga ada diskon 50% atau Rp 20.000 untuk layanan GrabFood.

Promosi di luar Jakarta, Grab berikan diskon 70% atau maksimal Rp 6.000 untuk GrabBike, GrabCar, GrabExpress.

Rayakan Decacorn, Grab Tebar Diskon Sampai 70%, GrabFood diberikan potongan 50% atau maksimal Rp 15.000.

Adapun untuk bayar tagihan, Grab memberikan cashback 20% atau maksimal Rp 25.000. Grab juga memberikan cashback 10% atau maksimal Rp 10.000 untuk mengisi pulsa.

Bagaimana Meraih Unicorn dan Decacorn 

Unicorn adalah julukan yang diberikan kepada perusahaan startup yang memiliki nilai kapitalisasinya lebih dari US$ 1 Milyar atau Rp 14,1 Triliun.

Istilah ini diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee, seorang pemodal usaha saat Ia diwawancarai oleh media TechCrunch.

Aileen memilih hewan mitos ini karena Ia menganggap bahwa perusahaan yang memiliki kesuksesan seperti ini tergolong langka. Di Indonesia, sudah terdapat beberapa perusahaan startup yang mencapai nilai valuasi tersebut dan bisa disebut sebagai ‘unicorn’.

Namun, ada satu tingkatan yang lebih tinggi di atas ‘unicorn’, yaitu ‘Decacorn yakni perusahaan startup yang memiliki nilai kapitalisasi lebih dari US$ 100 Milyar (Rp 141 Triliun), atau 10 kali lipat dari ‘unicorn’.

Saat ini di dunia terdapat lebih dari 10 startup yang telah naik tingkatan dari ‘Unicorn’ dan mencapai status ‘Decacorn’, diantaranya adalah Airbnb, Pinterest, Snapchat, Uber, SpaceX, dan Grab sebagai perwakilan tech startup tunggal dari Asia Tenggara.

Jadi bagaimana caranya agar sebuah startup bisa menyandang predikat ‘Unicorn’ atau bahkan ‘Decacorn’?

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh sebuah startup dalam mengembangkan bisnisnya sehingga dapat mengundang dana segar dari pemodalnya.

Dari peninjauan kembali masalah yang ingin mereka buat solusinya, pengembangan pangsa pasar, ujicoba prototipe produk atau jasanya, atau bahkan memasarkan ke pasar global, dan lain-lain.

Setelah semua upaya tersebut dilakukan secara optimal, maka langkah terakhir jatuh ke tangan para investor yang ingin menanamkan modalnya ke startup tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini