Laporan Reporter Warta Kota Live, Suprapto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus DDoS disebut-sebut menjadi penyebab #FacebookDown di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Manajemen Facebook membantah adanya serangan DDoS ini.
Facebook masih mengalamai down atau tidak bisa diakses oleh para penggunanya di sejumlah negara. Hastag #FacebookDown juga masih menjadi trending topic twitter di Indonesia dan dunia.
Di Indonesia, hastag #FacebookDown menempati posisi kedua trending topic setelah hastag #InstagramDown.
Manajemen Facebook melalui twitter mencuit untuk memberikan penjelasan terkait #FacebookDown tersebut. Penjelasan Facebook terkait #FacebookDown disampaikan beberapa jam lalu.
Manajemen Facebook memastikan, permasalahan yang kini dihadapi platform media sosial ini bukan karena serangan virus DDos. Melalui akun twitter, manajemen Facebook masih terus bekerja mencari penyebab dan manyelesaikan masalah tersebut.
"Tetapi dapat mengonfirmasi bahwa masalah tersebut tidak terkait dengan serangan DDoS," demikian penjelasan Facebook.
Baca: CEO Boeing Sempat Klaim Pesawatnya Aman Sebelum Putuskan Setop Operasional 737 Max Series
Simak cuitan manajemen Facebook di twitter.
@facebook: We're focused on working to resolve the issue as soon as possible, but can confirm that the issue is not related to a DDoS attack.
Sementara itu, berdasarkan laman downdetector, FacebookDown terjadi di sejumlah negara.
#FacebookDown terjadi mulai pukul 23:00 dan hingga pukul 09:00 WIB pagi ini belum juga bisa diatasi dengan baik, di beberapa negara.
Baca: BREAKING NEWS! Boeing Hentikan Sementara Operasional 371 Pesawat 737 Max Series di Seluruh Dunia
Downdetector mencatat sebagian besar atau sekitar 34 persen netizen mengadukan masalah tidak bisa login.
Problem kedua atau masalah kedua adalah pengguna facebook tidak bisa membuat status baru atau newsfeed (33 persen) dan masalah ketiga adalah total tidak bisa digunakan atau total blackout (31 persen).
Most reported problems:
Log in (34%)
Newsfeed (33%)
Total blackout (31%)
Beberapa negara yang terkena FacebookDown antara lain Jepang, Malaysia, Indonesia, Filipina, Australia, sebagian besar negara di Amerika Latin, Amerika Serikat, Mongolia, dan China.
Informasi lebih lengkap bisa diakses langsung ke datadetector.
Apa itu Virus DDos
DDoS merupakan kependekan dari Distributed Denial of Service atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Penolakan Layanan secara Terdistribusi.
DDoS adalah jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan.
Umumnya serangan ini dilakukan menggunakan beberapa komputer host penyerang sampai dengan komputer target tidak bisa diakses.
https://www.niagahoster.co.id menginformasikan, DDoS adalah serangan yang sangat populer digunakan oleh hacker.
Selain mempunyai banyak jenis, DDoS memiliki konsep yang sangat sederhana, yaitu membuat lalu lintas server berjalan dengan beban yang berat sampai tidak bisa lagi menampung koneksi dari user lain (overload).
Salah satu cara dengan mengirimkan request ke server secara terus menerus dengan transaksi data yang besar.
Berhasil atau tidaknya teknik DDoS dipengaruhi oleh kemampuan server menampung seluruh request yang diterima dan juga kinerja firewall saat ada request yang mencurigakan.
Serangan DDoS Terbesar
Percobaan serangan DDoS terbesar setiap tahun selalu meningkat.
https://www.niagahoster.co.id menginformasikan, penggunanya tidak hanya user yang ingin mencari sensasi, bahkan digunakan dengan alasan politik, atau tindak kejahatan yang ingin mengganggu stabilitas server dan bahkan mencuri data yang ada di dalamnya.
Baca: Sempat Ditanyai Polisi, Pria Ini Selamat dari Kecelakaan Maut Boeing 737 Max 8 Ethiopian Airlines
Serangan ke Spamhaus pada tahun 2013 tercatat sebagai serangan DDoS terbesar sepanjang sejarah. Serangan ini mencapai puncak tertinggi 400 Gbps dan mengakibatkan Github tidak bisa diakses beberapa menit.
Pada tahun berikutnya terjadi serangan ke salah satu klien Cloudflare dengan kekuatan 33% lebih besar dibandingkan serangan yang dilakukan ke Spamhaus.
Selain Spamhaus dan Cloudflare, Serangan ke BBC tahun 2015 juga tercatat sebagai serangan DDoS terbesar sepanjang sejarah.
Serangan ini mengakibatkan hampir semua layanan BBC lumpuh. Keseluruhan domain tidak bisa diakses, bahkan layanan On-Demand dan radio juga mati.
Baca: Setelah 50.000 Km Pemakaian, Biaya Perawatan Xpander Diklaim Tetap Lebih Rendah dari Kompetitor
Github juga menjadi korban serangan serangan DDoS. Pada tahun 2015 bukan menjadi serangan terbesar yang ditujukan ke situs itu.
Di tahun 2018 terjadi serangan yang sama dan hampir 3 kali lebih besar dibanding serangan yang terjadi sebelumnya.
Github mendapatkan serangan DDoS yang mencapai puncak tertinggi transaksi data yang sangat fantastis, yaitu 1.35 Tbps.
Serangan tersebut berasal dari ribuan Autonomous System (ASN) di puluhan ribu titik akhir yang unik.
Cara kerja serangan DDoS adalah melalui penyalahgunaan instance memcached yang memang dapat di akses melalui internet dengan UDP secara publik.
Serangan ke Github awal tahun ini menggunakan DDoS adalah serangan DDOS terbesar sepanjang sejarah yang tercatat saat ini.