Laporan Wartawan Nextren, Prihastomo Wahyu Widodo
TRIBUNNEWS.COM - Tragedi terorisme di masjid Al-Noor, Christchruch, Selandia Baru pada Jumat lalu memang sangat menggemparkan dunia.
Salah satu hal yang membuat tragedi ini menjadi sorotan adalah, sang pelaku Brenton Tarrant sengaja menyiarkan aksi tersebut melalui Facebook.
Baca: Ini Pesan Menyentuh PM Selandia Baru untuk Korban Teror di Masjid Christchurch
Baca: Penembakan Di Utrecht: Satu Orang Tewas, Pelaku Masih Diburu
Akibatnya, video rekaman aksi penembakan tersebut banyak beredar di internet.
Konten berdarah tersebut jelas sangat meresahkan warga di seluruh dunia.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, secara khusus meminta Facebook untuk menghapus segala tautan mengenai video tersebut dari Facebook.
Perwakilan facebook di Selandia Baru, Mia Garlick, menyampaikan pesan,
"Dalam rangka menghormati seluruh korban dalam tragedi ini, beserta semua pihak yang ada di dalamnya, kami menghapus segala video ataupun hasil editing yang berkaitan dengan tragedi tersebut."
Hasilnya, Facebook menyampaikan bahwa pihaknya telah menghapus hingga 1,5 juta video.
1,2 juta video di antaranya bahkan langsung diblokir pihak Facebook sesaat setelah diunggah.
Selain itu, Facebook juga menghapus semua postingan yang berisi dukungan terhadap pelaku penembakan.
Meski demikian, masih banyak masyarakat dunia yang masih menyebarkan video tersebut lewat platform lain.
Baca: Pelaku Penembakan di Belanda Masih Msiterius- Sejumlah Orang Terluka, Korban Tewas Sementara 1 Orang
Baca: Penembakan di Utrecht: Pelaku Hingga Kini Masih Buron
Pada umumnya, mereka justru menyebarkan video tersebut disertai ungkapan prihatin dan doa untuk para korban.
Tak hanya Facebook, YouTube juga melakukan hal yang sama pada konten yang berkaitan dengan tragedi ini.
Artikel ini telah tayang di Nextren.grid.id berjudul "Facebook Akhirnya Menghapus 1,5 Juta Video Terorisme di Selandia Baru"