News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi Maruf

Kisah Nadiem Makarim dari 'Kepala Suku' Tukang Ojek sampai Jabat Menteri

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DATANG KE ISTANA KEPRESIDENAN -Salah satu pendiri yang juga CEO goJek Nadiem Makarim usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Menurut Presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya usai dilantik Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan keduanya bersama Wapres Ma'ruf Amin periode tahun 2019-2024. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM - Nadiem Anwar Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Pria berusia 35 tahun ini paling dikenal sebagai pendiri GoJek, perusahaan startup yang kini telah berstatus sebagai decacorn.

Pada masa-masa awal perkenalan GoJek ke masyarakat di awal 2015 lalu, Nadiem sempat menceritakan awal inspirasinya mendirikan layanan ride sharing berbasis sepeda motor itu.

Nadiem mengaku sebagai pengguna setia ojek. Jasa transportasi roda dua tersebut menjadi andalannya dalam menembus macet lalu lintas Jakarta.

"Saya punya mobil, tapi saya tinggal di rumah saja," kata Nadiem.

Lantaran sering naik ojek, Nadiem yang lulus dari jurusan bisnis, Universitas Harvard, AS, ini pun menjadi akrab dengan pengendara ojek langganannya.

Dari obrolan-obrolan sepanjang perjalanan, dia mengetahui seluk-beluk perjuangan tukang ojek.

"Dia kerja 14 jam, dari jam 8 pagi sampai 10 malam tidak ketemu anak istri. Itu pun cuma dapat penumpang 4 kali dalam sehari," ujarnya.

Merasa prihatin dengan nasib para tukang ojek, dia kemudian berusaha melakukan sesuatu. Kemudian berdirilah PT GoJek Indonesia.

Perusahaan yang didirikan Nadiem bersama rekannya Michaelangelo Moran ini memiliki produk berupa layanan "ojek panggilan" GoJek.

Dengan menjadi perantara yang menghubungkan para pengendara ojek dan pelanggan, Nadiem berharap GoJek bisa membantu kedua belah pihak yang terlibat dalam jasa transportasi ojek tersebut.

Hal ini dilandasi pula oleh pengamatannya bahwa dalam bisnis ojek terdapat semacam "inefisiensi pasar".

"Sering kali saat tidak dibutuhkan ada banyak (ojek) yang nongkrong, ketika butuh malah tidak ada," katanya.

Dari call center jadi pakai aplikasi

Usaha GoJek sebenarnya telah dirintis sejak 2011, tetapi baru pada awal 2015 perusahaan Nadiem dkk itu meluncurkan aplikasi mobile pemesanan ojek untuk smartphone Android dan iPhone.

Order ojek pun menjadi lebih mudah dibanding sebelumnya ketika GoJek mengandalkan call center untuk menghubungkan pelanggan dengan pengendara ojek.

"Dulu itu, untuk cari pengendara yang available saja lamanya bisa 15 menit lewat call center karena ditelepon satu per satu. Nah, sekarang 'manusia' di tengah sudah dihilangkan sehingga bisa dipercepat," ujar Nadiem.

Cukup pesan lewat aplikasi, pengendara GoJek terdekat pun akan menghampiri calon penumpang dalam hitungan menit karena aplikasi ini turut dilengkapi kemampuan location service berbasis GPS.

Pelanggan bisa memantau posisi pengendara yang menanggapi order, sementara pengendara bisa melihat order yang masuk serta lokasi pemesan untuk kemudian ditanggapi.

Selain transportasi penumpang, GoJek juga menyediakan jasa lain seperti pengiriman barang serupa kurir dan shopping, termasuk pembelian makanan yang saat ini sudah akrab dan banyak dipakai oleh pengguna.

Nadiem berharap GoJek nantinya bisa membantu semua penumpang ojek dalam menggunakan transportasi andalannya.

Baca: Kata Mendikbud Jadi Trending di Twitter Sejak Nadiem Makarim Diangkat Jadi Menteri

Para tukang ojek pun tak perlu mangkal lagi karena cukup mengandalkan pesanan yang masuk dari smartphone.

"Inilah the power of informal economy. Apa pun yang informal selalu bisa ditingkatkan dengan teknologi," pungkas Nadiem.

Beberapa tahun setelah memperkenalkan aplikasi GoJek ke publik, Nadiem kini telah resmi ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam pengumuman di Istana Negara hari Rabu (23/10/2019).

Dia memutuskan mundur dari posisinya sebagai CEO GoJek yang sudah memiliki valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS itu.

Jabatan Nadiem digantikan oleh Presiden GoJek Andre Soelistyo sebagai CEO dan co-founder GoJek Kevin Aluwi selaku co-CEO.

Hingga Oktober 2018, Nadiem tercatat masih memiliki 58.416 lembar saham di GoJek. Jumlah itu setara dengan 4,81 persen dari keseluruhan saham sebanyak 1,21 juta lembar.

Sekarang, di jabatan yang baru diembannya, Nadiem bakal berurusan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia.

"Kita akan membuat terobosan-terobosan signifikan dalam pengembangan SDM, menyiapkan SDM siap kerja, link and match antara pendidikan dan industri," ujar Presiden Joko Widodo saat memperkenalkan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan di Istana Negara hari ini.

Nadiem pun mendapat sejumlah pekerjaan rumah. Misalnya, memastikan tersedia cukup talenta dalam menyambut era Industri 4.0 yang serba terkomputerisasi dan terhubung ke internet.

Pendidikan adalah kunci dalam hal ini. Lalu ada juga persoalan hasil pendidikan yang dinilai belum memuaskan meski telah mengambil alokasi 20 persen dari APBN.

Bagaimana cara Nadiem menghadapi tantangan? Kita tunggu saja kiprahnya di Kabinet Indonesia Maju.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Awal Mula Mendikbud Nadiem Makarim Mendirikan GoJek".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini