TRIBUNNEWS.COM - Usai dikabarkan gagal IPO dan PHK Karyawan, Uber kini kembali menjual bisnis pengiriman makanannya di India kepada pesaing lokal, Zomato.
Dikutip CNN, Selasa (21/1/2020), hal tersebut merupakan jalan keluar terbaru Uber usai melakukan perombakan operasi di Rusia, China, dan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.
Sebab, Uber berjanji untuk menyingkirkan usaha yang berkinerja buruk dan fokus pada perolehan keuntungan yang rencananya didapat pada akhir 2021.
"India tetap menjadi pasar yang sangat penting bagi Uber dan kami akan terus berinvestasi dalam menumbuhkan bisnis perjalanan lokal kami," kata CEO Uber Dara Khosrowshahi dikutip CNN, Selasa (21/1/2020).
Baca: UKM Didorong Melantai di Bursa Saham
Adapun akuisisi Uber Eats dengan Zomato di India membuat Uber memperoleh 9,99 persen saham di startup India itu. Berdasarkan data CB Insight, Zomato dengan Ant Financial sebagai salah satu investornya telah bervaluasi senilai 2,2 miliar dollar AS.
Khosrowshahi menyebut, akuisisi Uber Eats mampu memperkuat posisinya mengingat Zomato merupakan salah satu aplikasi tenar di India.
Seperti diketahui, Zomato telah memerangi rival lokal bernama Swiggy. Menurut data CB Insight, Swiggy didukung oleh raksasa teknologi China, Tencent (TCEHY) dengan valuasi senilai 3,3 miliar dollar AS.
"Strategi kami sederhana, yaitu berinvestasi secara agresif ke pasar di mana kami yakin akan menempati posisi nomor 1 atau nomor 2," kata Khosrowshahi.
Sebagai informasi, Uber Eats diluncurkan di India pada Mei 2017. Sejak saat itu, Uber menjadi pesaing dalam pengiriman makanan di India.
Sejak IPO pada Mei lalu, para investornya khawatir kerugian Uber semakin menjadi-jadi setelah sebelumnya melaporkan kerugian lebih dari 1 miliar dollar AS pada kuartal III 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uber Jual Uber Eats ke Zomato di India"