News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cewek Surabaya Ini Bangun Jobhun, Start Up Untuk Mengembangkangkan Karier Para Generasi Z

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Jobhun Cynthia Cecilia turut aktif dalam berbagai komunitas start up yang dimanfaatkan untuk branding. Cynthia kerap melakukan konsultasi dan sharing ilmu dengan teman-temannya di komunitas start up.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tak banyak start up di Surabaya yang secara khusus membagikan informasi lowongan pekerjaan dan membantu masyarakat untuk mengetahui skilnya.

Kebutuhan tersebut dijawab oleh Jobhun, start up yang mengembangkangkan karier masyarakat dengan target milenial dan generasi Z.

Adalah Cynthia Cecilia, cewek asal Surabaya yang saat ini terus mengembangkan Jobhun.

Sejak awal berdiri hingga kini, Jobhun sudah memiliki target yang spesifik dan bukan lagi orang-orang yang senior.

Jobhun lebih menyasar kaum milenial dan generasi Z lantaran anak-anak seusia SMA hingga kuliah yang masih bingung menentukan jalan karier mereka.

Dalam membangun Jobhun, Cynthia tak mau setengah-setengah. Saat ini hampir seluruh waktu dan fokusnya ia fokuskan untuk mengembangkan Jobhun dengan harapan agar dapat dikenal dan memberi impact pada masyarakat.

Baca: UPDATE Kasus Pembunuhan Anjanii Bee, Polisi Akui Sudah Ada Gambaran Sosok Pelaku, termasuk Motifnya

Baca: Viral Sosok Pria Mirip Ashraf Sinclair, Ngaku Siap Lamar BCL, Kumis & Jenggotnya Jadi Sorotan

Baca: Karena Ajakan Berhubungan Intim Ditolak, Suami Bunuh Istri Saat Sedang Tidur

Meski basic pendidikan Cynthia adalah ilmu komunikasi dengan mengambil jurusan jurnalistik, namun justru dari itulah jalan membuat start up ini terbuka.

Saat masih kuliah, Cynthia sudah bekerja sebagai content writer di sebuah perusahaan. Rupanya pekerjaan itu seakan menjadi pintu gerbang bagi Cynthia untuk mendapatkan kesuksesan saat ini.

“Di saat teman-temanku lainnya hanya disibukkan dengan fokus kuliah, aku harus bekerja sedikit lebih keras karena waktu itu keadaan tidak memungkinkan aku untuk kuliah. Maka jalan satu-satunya agar aku tetap bisa berkuliah meski di kampus swasta adalah dengan bekerja,” terang perempuan kelahiran 1995.

Pagi bekerja dan malam kuliah tak membuat Cynthia mengeluh. Bahkan, ia bersyukur karena dengan itu, Cynthia lebih mudah mendapat pekerjaan atau melompat dari pekerjaan satu ke lainnya lantaran pengalaman yang telah ia peroleh dibanding teman-temannya.

Kuliah di kampus swasta tak membuat Cynthia berkecil hati. Malah ia mengambil hikmah dari apa yang telah dilalui dan dihadapi.

Dengan berkuliah di kampus swasta, Cynthia bisa menyambi bekerja, mendapat portofolio lebih banyak dari teman-temannya, dan lebih sejahtera secara ekonomi.

“Ketika aku sudah mulai membangun karier meski belum lulus kuliah, teman-temanku yang bahkan dari lulusan kampus ternama masih susah mencari kerja. Mereka bahkan sampai tanya-tanya ke aku soal lowongan pekerjaan. Padahal, kalau mereka mau sedikit lebih ulet, mencari kerja itu tidak susah,” ungkapnya.

Hal itu kemudian menjadi awal mula Cynthia memiliki ide membangun sebuah start up yang khusus untuk pengembangan karier, termasuk menyediakan informasi lowongan pekerjaan.

Jobhun juga berangkat dari keresahan Cynthia soal generasi di bawahnya saat akan melamar pekerjaan. Banyak dari mereka yang ternyata masih belum paham cara mengirim surat lamaran yang baik dan menarik agar perusahaan tertarik pada mereka.

“Bahkan aku pernah menemukan orang yang cuma mengirimkan email berisi attachment file tanpa memberikan keterangan,” katanya.

Awal membangun Jobhun, Cynthia belum memikirkan produk digital dari dari start up ini. Ia hanya memanfaatkan sesuatu yang ada kala itu yakni, media sosial.

Cynthia mulai membagikan info mengenai lowongan pekerjaan melalui Facebook dan Twitter. Tak hanya sekadar membagikan info, Cynthia juga menambahkan beberapa artikel menarik yang ia tulis sendiri untuk mendapat perhatian pengguna media sosial.

Pada 2015, saat banyak ajang perlombaan start up di Surabaya, Cynthia baru terpikirkan membuat bisnis dari apa yang sudah ia jalankan yakni, Jobhun.

Berbekal pengalaman dan network yang ada, Cynthia mulai membuat platform digital Jobhun. "Platform itu aku anggap sebagai bentuk pergerakan atau terobosan baru, juga sebagai sebuah media untuk memberikan informasi soal dunia karier pada masyarakat,"

Setelah beberapa tahun mempelajari tentang start up, Cynthia jadi lebih paham bahwa, apapun bisa menjadi bisnis dan memiliki platform digital. Termasuk Jobhun yang sedng ia kelola.

Namun, untuk membedakan satu bisnis dan yang lainnya tentu dinilai dari inovasi. Cynthia berpikir, start up yang ia bangun harus memiliki ciri dan kelebihan dibanding lainnya.

"Aku mikirnya karena start up serupa sudah ada, jadi aku harus menambah inovasi yang tentu tak jauh dari rel utamaku," ujarnya.

Cynthia membuat Jobhun tak sekadar sebagai tempat mencari informasi lowongan kerja saja, namun juga membantu perusahaan yang sedang mencari pegawai.

Di Jobhun, perusahaan akan dibantu mencari dan memilah pegawai berdasar kebutuhan mereka. Hal itu dilakukan untuk mempermudah perusahaan dalam merekrut pegawai baru.

Sementara untuk pelamar, Jobhun juga menawarkan pada mereka untuk memperbaiki kualitas diri termasuk cara melamar pekerjaan hingga mengetahui potensi yang dimiliki.

Setahun lalu, Jobhun memperlebar jenis bisnis yang mereka geluti dengan menambah fitur Jobhun Academy.

Fitur ini berupa pelatihan yang bisa digunakan milenial, sudah maupun belum bekerja, untuk memperdalam skill.

Jobhun Academy juga bisa dilakukan dengan dua metode yakni online dan offline.

"Kelas-kelas yang ada di Jobhun Academy sengaja disesuaikan dengan skill yang disukai teman-teman milenial seperti, copy writer, design, web developer, dan masih banyak lagi. Kelas itu dibuat tak hanya menyesuaikan user melainkan juga pada perusahaan," jelasnya.

Selama menjalankan Jobhun, Cynthia juga memikirkan bentuk bisnis untuk kelangsungan start up yang ia bangun.

Pada 2017, Cynthia berpikir membuat Jobhun seperti produk konsultasi karier yang bisa diikuti oleh masyarakat, baik yang belum atau sudah bekerja.

Namun, bentuk bisnis ini tidak bisa berjalan di Surabaya karena tidak diminati masyarakat.

"Orang-orang cenderung tidak mau mengeluarkan budget lebih untuk melakukan konsultasi dengan mentor. Tak hanya itu, rupanya bentuk bisnis ini juga tidak selaras dengan hasil yang diinginkan Jobhun," tuturnya.

Cynthia menilai Jobhun Academy lebih cocok jika diterapkan di Surabaya karena kelas konsultasi dilakukan secara berkelompok. Setelah user melakukan konsultasi, Jobhun bisa kembali menyesuaikan karier untuk user.

Jobhun Academy banyak diikuti oleh teman-teman mahasiswa, juga SMA. Selain itu, orang-orang yang baru bekerja juga bisa mengikuti fitur ini. (Akira Tandika)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Terbentuknya Jobhun, Start Up Bergerak pada Pengembangan Karier dengan Target Kaum Milenial

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini