Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan revolusi industri keempat, disrupsi adalah tantangan yang tak terhindarkan untuk semua industri.
Singkatnya, Revolusi Industri Keempat mengacu pada bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence- AI)), kendaraan otonom (Autonomous Vehicle - AV), dan Internet of Things (IoT) telah menyatu dengan kehidupan fisik manusia.
Coba pikirkan asisten yang diaktifkan suara (voice-activated assistants), pengenalan ID wajah (facial ID recognition), atau sensor perawatan kesehatan digital (digital health-care sensors).
Baca: Jadwal Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru Diluncurkan Kemendikbud, Ini Skenario Nadiem Makarim
Inovasi dalam aplikasi AI seperti analisis data, pembelajaran mesin, chatbot, dan facial recognition, tidak hanya digunakan untuk diagnosis tetapi juga untuk pelacakan kontak dan pengembangan vaksin.
Teknologi seperti itu tidak hanya membantu mengendalikan pandemi COVID-19, tetapi juga membantu mengurangi dampak terburuknya.
Baca: Tak Ingin Jadi Media Penyebaran Covid-19, Menristek Minta Robot RAISA Dibersihkan Secara Teratur
Perubahan teknologi ini secara drastis mengubah cara individu, perusahaan dan pemerintah beroperasi, yang pada akhirnya mengarah pada transformasi masyarakat yang serupa dengan revolusi industri sebelumnya.
Ada empat komponen utama industri ini yaitu Cyber-Physical Systems, Internet of Things, Smart Factory, dan Internet of Services.
Meskipun kondisi ekonomi global sedang tidak pasti, permintaan untuk peningkatan tenaga kerja yang signifikan di industri ini tetap positif.
Untuk mendukung meningkatnya permintaan sumber daya berbasis keterampilan, MDIS memimpin jalan untuk menjadi lembaga pendidikan swasta pertama yang memperkenalkan program baru - Sarjana Teknik (Hons) Teknologi Robotika.
Program ini mencakup semua komponen utama revolusi industri.
Siswa akan dilatih secara tingkat tinggi tentang robotika, termasuk otomasi mobile dan humanoid, dan juga fokus pada elektronik dan perangkat keras yang mendukung industri dan layanan robotika. Semua ini dilengkapi dengan pendekatan secara langsung.
Dr Tham Yieng Wei, Kepala MDIS School of Engineering mengatakan, distrupsi tidak bisa dihindari, pengetahuan tidak bisa diganggu gugat!"
"Sarjana Teknik Robot (Honours) Universitas Plymouth dirancang dengan cermat dan terstruktur dengan baik untuk memastikan peserta didik bergerak secara bertahap dari pendekatan berbasis pengajaran dalam dua tahun pertama ke pendekatan berbasis proyek di tahun terakhir," kata Tham.
Tujuannya untuk mendorong dan mendukung siswa untuk mengembangkan sikap belajar dan keterampilan manajemen diri, seperti bekerja secara efektif di bawah kendala waktu dan sumber daya.