Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Huawei berulang kali membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa perusahaan itu berkolaborasi dengan pemerintah China untuk memata-matai para penggunanya.
Namun bantahan itu tidak membuat semua pihak percaya terhadap pernyataan raksasa teknologi tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (21/6/2020), dalam sebuah wawancara, mantan CEO Google Eric Schmidt menuding raksasa telekomunikasi asal China itu terlibat dalam beberapa praktik yang melanggar keamanan nasional AS.
Menurut Schmidt, keberadaan Huawei harus dilihat dalam konteks sebagai perusahaan yang 'menantang' pemerintah AS.
"Sangat penting bagi kita untuk memiliki pilihan," kata Schmidt.
Baca: Pre Order Galaxy S20+ BTS Edition Telah Dibuka, Ini Harga dan Tanggalnya
Wawancara dengan Schmidt ini dilakukan saat A
Baca: Tips Maksimalkan Fitur Kamera di Vivo V19 untuk Hasil Foto Lebih Maksimal
S tengah menerapkan tindakan kerasnya terhadap Huawei.
Langkah tegas AS terhadap raksasa teknologi China itu sebenarnya telah dimulai sejak 2019 lalu, saat Departemen Perdagangan AS memasukkan Huawei ke daftar hitam.
Baca: Tableau Software Jadi Platform Analitik di Bank Mandiri
Saat itu, AS menuduh perusahaan tersebut bekerja sama dengan badan intelijen China.
Namun baik pemerintah China maupun Huawei telah membantah keras tudingan itu.
"Itu tidak benar, Huawei adalah perusahaan swasta, 100 persen dimiliki oleh karyawannya. Huawei independen dari pemerintah manapun, termasuk pemerintah China," ujar pimpinan Huawei UK Victor Zhang dalam wawancara terpisah dengan BBC, merujuk pada tuduhan yang dilontarkan AS.
Sebelumnya, ia bersikeras bahwa yang melandasi tudingan itu adalah keberadaan Huawei yang menguasai pasar, bukan masalah keamanan.
"Ini yang menjadi landasan serangan Amerika terhadap Huawei," kata Zhang.
Pengekangan AS terhadap Huawei terjadi di tengah langkah peninjauan kembali terkait partisipasi Huawei dalam menciptakan infrastruktur 5G di Inggris.
Perlu diketahui, pada akhir Februari lalu, pemerintah Inggris telah mengumumkan bahwa mereka akan membatasi peran perusahaan itu dalam membangun jaringan 5G di Inggris.
Meskipun sebelumnya ada peringatan dari AS bahwa langkah tersebut berpotensi membahayakan keamanan Inggris.
Pada saat yang sama, Inggris juga menekankan bahwa Huawei akan dikeluarkan dari bagian 'inti' jaringan 5G.