TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai bahwa Tokopedia masih memiliki jaringan yang relatif aman untuk para penggunanya dalam melakukan transaksi e-commerce.
Hal tersebut disampaikannya terkait berita yang beredar di akhir minggu kemarin seputar data pengguna Tokopedia yang dibagikan secara gratis di media sosial.
“Jutaan data yang dibagikan gratis tersebut memang memiliki beberapa informasi penting seperti nama pengguna, alamat email, nomor telepon bahkan password yang sudah dilindungi fungsi hash, namun demikian bukan berarti si pemilik bisa langsung mengakses akun kita,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7/2020).
Alfons mengatakan, bahwa hash di-enkripsi sehingga tanpa mengetahui kunci deskripsi, cukup sulit untuk mendapatkan password.
Salah satu metode untuk bisa melakukannya dengan brute force dan itu secara teknis sangat sulit untuk dilakukan, terutama jika Tokopedia sudah melakukan proteksi atas upaya brute force.
“Pengunduh mungkin memiliki akses ke password dalam keadaan terenkripsi penguncian satu arah yg berarti luar biasa sukar untuk memecahkan metode penguncian yang digunakan,” papar Alfons.
Baca: Data-data Penting Pengguna Tokopedia Beredar di Media Sosial, Berbahayakah?
Tokopedia sendiri tidak menampik adanya upaya peretasan, tapi perusahaan mengklaim kata sandi pengguna masih terlindungi.
Pihak Tokopedia pun selalu mengingatkan para penggunanya untuk rutin melakukan penggantian password.
Alfons juga menambahkan bahwa platform Tokopedia sudah dilengkapi dengan two factor authentication yang bisa diaktifkan para pengguna, baik melalui WhatsApp maupun SMS, untuk menjaga keamanan akun setiap pelanggan.
“Pengamanan two factor authentication merupakan pengamanan minimal yg harus di terapkan pada akun-akun kritikal seperti akun bank, dompet digital dan e commerce. Kalau Tokopedia sudah menerapkan two factor authentication maka level pengamanannya prinsipnya sudah selevel pengamanan transaksi kartu kredit Visa Master dan Internet banking,” jelasnya.
Secara teknis, lulusan Grenoble Universite Pierre Mendes juga menekankan agar pengguna tidak pernah memberikan kode verifikasi yang diterima melalui WhatsApp atau SMS kepada siapa pun, sekalipun dia mengaku dari Tokopedia.
Ketika dihubungi awak media, Tokopedia melalui VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, mengatakan, “Kami menyadari bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang telah memposting informasi secara ilegal di media sosial dan forum internet terkait cara mengakses data pelanggan kami yang telah dicuri.
Baca: Data 91 Juta Pengguna Diduga Bocor, Ini Langkah Tokopedia
"Kami ingin menegaskan bahwa ini bukanlah upaya pencurian data baru dan informasi password pengguna Tokopedia tetap aman terlindungi di balik enkripsi. Kami telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian dan juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA), Ignatius Untung, juga menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi pada Tokopedia dan para penggunannya. Namun, ia menekankan bahwa posisi Tokopedia dalam masalah ini juga sebagai korban.
"Menurut saya Tokopedia adalah korban dari insiden ini. Jadi sudah jelas itu bukan kesalahan Tokopedia. Bisnis online itu adalah bisnis kepercayaan, sehingga masalah seperti ini pasti sudah diantisipasi sejak awal oleh setiap pelaku bisnis online," ujar Ignatius melalui pernyataan tertulisnya beberapa hari lalu.