News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gojek dan Grab Diisukan Akan Merger, Begini Pandangan Analis Keuangan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Driver ojek online (ojol) membawa penumpang di pertigaan Jalan Cangkuang, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (6/4/2020). Tribun Jabar/Gani Kurniawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gojek dan Grab dikabarkan akan merger. Kabar ini diulas di sejumlah media luar negeri seperti Financial Times. Kabar merger ini menyeruak, diduga karena kondisi SoftBank sebagai pemegang saham mayoritas Grab, kini sedang tertekan.

Investasi SoftBank di banyak startup rugi besar mencapai USD 17,7 miliar selama tahun fiskal 2019.

Analis Keuangan sekaligus Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero mengatakan, kerugian itu diderita Vision Fund, venture capital milik SoftBank, setelah melakukan hapus buku nilai investasi di WeWork dan termasuk Uber Technologies Inc.

"Kegagalan investasi di WeWork paling fatal," ujar Poltak kepada wartawan, Senin (21/9/2020).

Menurutnya, laju bisnis perusahaan investasi milik Softbank mengalami banyak tekanan.

Sebagian besar investasi SoftBank berada di sektor jasa transportasi dan logistik yang terkena imbas langsung Covid-19.

Baca: Merger Grab dan Gojek, YLKI: Bisa Sangat Rugikan Konsumen

Situasi semakin rumit lantaran adanya komitmen Grab terkait akuisisi saham Uber di Asia beberapa waktu lalu.

Poltak menerangkan Uber memiliki hak untuk menukarkan 23,2 persen kepemilikan sahamnya di Grab dengan uang tunai jika Grab tidak melangsungkan IPO hingga 25 Maret 2023.

Baca: BTN Target Akuisisi 25 Ribu Mesin EDC untuk Tingkatkan Pendapatan Komisi

"Jika Uber mengeksekusi haknya untuk mencairkan kepemiikan sahamnya, maka Grab harus membayar Uber sebesar USD 2,26 miliar atau lebih. Nilai tersebut setara dengan 409 juta saham Grab yang dimiliki Uber dengan harga USD 5,54 per saham dengan bunga sebesar 6 persen per tahun," ucap Poltak.

Selama ini portofolio Vision Fund tersebar di banyak perusahaan.

Nilainya ditaksir mencapai sekitar $ 33 miliar hanya di sektor transportasi dan logistik.

Baca: Ada Fitur Verifikasi Wajah, 92 Persen Mitra Driver Gojek Merasa Lebih Aman Buat Narik

Beberapa investasi Vision Fund di aset ride-sharing diantaranya adalah investasi USD 7,7 miliar di Uber, USD 11,8 miliar ke Didi China, USD 3 miliar ke Grab Singapura, dan USD 250 juta ke dalam Ola India.

Untuk menutupi kerugiannya itu, SoftBank telah melepas kepemilikan sahamnya di ARM, perusahaan chip asal Inggris senilai USD 40 miliar.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini