Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) menilai di balik banyak manfaat yang diberikan oleh layanan cloud atau komputasi awan, terdapat kerentanan pencurian data.
Direktur Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan menyebutkan, cloud computing memang menawarkan efisiensi lewat praktik kolaborasi sehingga memudahkan dalam berinteraksi. Namun menurut Bondan, teknologi ini menghadirkan ancaman atau kerentanan dan pihaknya mengidentifikasi setidaknya ada 3 hal yang menjadi kerentanannya.
"Hal pertama mengutip data dari McAfee, ancaman datang dari eksternal meningkat 630 persen dan terbesar dari kolaborasi Microsoft 365 yakni terkait orang-orang yang berusaha menyusup ke sistem," kata Bondan dalam acara BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt "Security in Cloud Technology, Jumat (9/10/2020).
Kemudian lanjut Bondan, hal kedua adalah ancaman terhadap superhuman. Hal ini seperti melakukan login dari tempat yang berbeda, dalam waktu yang hampir bersamaan, yang sebenarnya sangat tidak mungkin. “Misalnya saya dari Singapura, saya login dari Singapura kemudian dua menit kemudian saya login dari Amerika. Ini kemudian tertangkap oleh sistem yang mengindikasikan adanya sebuah anomali," ucap Bondan.
Selanjutnya yang ketiga, Bondan menjelaskan, terkait dengan penyelidikan forensik digital ketika terjadi kejahatan terhadap sistem komputasi.
Baca: Tingkatkan Solusi Digital, Bank Muamalat Gandeng Oracle Cloud
"Aparat penegak hukum atau BSSN terkadang menghadapi kesulitan saat hendak mengambil data. Karena cloud ini tidak berada pada tempat kita, berada pada tempat yang jauh, ini akan menyulitkan kita pada saat berinteraksi" kata Bondan. Tak hanya itu, Bondan juga menyebutkan risiko lainnya adalah pencurian informasi. Bisa terjadi karena kesalahan konfigurasi, atau penyebab lain.
Baca: Arupa Kenalkan Cloud Desktop untuk Jaga Produktivitas Kerja Selama WFH
Untuk menghindari dari pencurian informasi ini, Bondan menyarankan, bisa dengan tata kelola yang baik dan membuat firewall yang sangat ketat. "Kita lihat kemarin sepanjang 2019-2020, Bukalapak, Tokopedia, Bhinneka tertimpa pencurian data dan ini adalah realita," ucap Bondan.
Hal seperti ini, lanjut Bondan, bisa dihindari dengan standar tata kelola pada perusahaan yang baik dan pada organisasi. jika tata kelola dan audit tata kelola belum dilakukan, maka akan sulit untuk memproteksinya.