News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Huawei Akhirnya Jual Merek Smartphone 'Honor' karena Tekanan Amerika Serikat

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Smartphone Honor 9 Lite.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Huawei Technologies memutuskan menjual merek smartphone Honor mereka karena perusahaan teknologi asal China ini sedang berjuang melawan tekanan sanksi Amerika Serikat (AS).

"Bisnis konsumen Huawei berada di bawah tekanan luar biasa akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya elemen teknis yang diperlukan untuk bisnis ponsel kami," sebut pernyataan resmi Huawei, Selasa kemarin.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (17/11/2020), Huawei Investment & Holding Co., Ltd pun akhirnya memutuskan untuk menjual semua aset bisnis Honor mereka ke Shenzhen Zhixin New Information Technology Co, Ltd.

"Penjualan ini akan membantu penjual dan pemasok elemen teknis Honor melewati masa sulit ini," tambah pernyataan tersebut.

Baca juga: Produsen Chip Qualcomm Dapat Lampu Hijau Pasok Produk 4G ke Huawei, Bukan 5G

Raksasa teknologi ini menekanka

n bahwa setelah penjualan selesai, Huawei tidak akan memiliki saham apapun atau terlibat dalam manajemen bisnis maupun aktivitas pengambilan keputusan di perusahaan baru yang memegang merek Honor.

Baca juga: Huawei FreeBuds Pro: Earphone TWS dengan Fitur Suara Mumpuni

Pekan lalu, muncul laporan yang menyatakan, Huawei menjual perusahaan smartphone  Honor melalui kesepakatan senilai 100 miliar yuan atau setara 15,2 miliar dolar AS.

Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi terhadap Huawei pada musim semi 2019, memblokir akses perusahaan ini ke sebagian besar pemasok chip prosesor dan teknologi lainnya asal AS.

Tahun ini, AS bahkan melarang produsen chip agar tidak menggunakan teknologi Amerika untuk memproduksi elemen teknis bagi Huawei.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa perusahaan tersebut diduga merupakan mata-mata China.

Tuduhan ini telah berulang kali dibantah raksasa teknologi itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini