Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Check Point Software Technologies Ltd berinvestasi dalam kapabilitas cloud geofenced lokal untuk membantu organisasi-organisasi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjaga beban kerja cloud mereka tetap aman, sambil tetap memenuhi persyaratan residensi dan kepatuhan data lainnya, seperti MAS TRM, HIPPA, GDPR, NIST dan PCI-DSS.
Kawasan Asia Tenggara menjadi kunci bagi bisnis layanan cloud Check Point di Asia Pasifik.
Investasi perusahaan ini pada kapabilitas layanan cloud-nya di Singapura merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan ke pelanggan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Pandemi virus corona mengakibatkan lebih banyak organisasi di kawasan ini beralih ke cloud untuk mendukung kerja jarak jauh dan kolaborasi online,” kata Sharat Sinha, Vice President and General Manager, Asia Pacific & Japan, Check Point Software Technologies dalam keterangannya, Kamis (26/11/2020).
Dia menambahkan, perusahaannya memahami bahwa klien masih memiliki persyaratan residensi dan kepatuhan data, terutama di industri seperti Jasa Keuangan dan Pemerintah.
"Karena semakin banyak pelanggan kami yang pindah ke cloud, Check Point akan hadir untuk mengamankan beban kerja dan memenuhi kebutuhan keamanan cloud mereka dengan rangkaian lengkap solusi industri terkemuka kami," katanya.
Dijelaskan, saat organisasi beralih ke cloud publik, mereka perlu memastikan bahwa lingkungan dan beban cloud publiknya, telah mengikuti praktek keamanan yang terbaik dan memenuhi standar kepatuhan dan karena sifat cloud adalah dinamis dan cekatan, maka praktek kepatuhan yang berkelanjutan dan remediasi otomatis kesalahan konfigurasi, perlu untuk diterapkan.
Check Point menghadirkan solusi manajemen postur keamanan Cloud CloudGuard merupakan bagian dari Check Point CloudGuard Cloud Security platform.
Solusi ini menampilkan GSL Builder yang unik, yang memberi manfaat keamanan bagi organisasi ketika menggunakan cloud publik, sambil tetap memenuhi standar residensi dan kepatuhan data secara sederhana dan efisien.
Baca juga: Layanan Cloud Kurangi Risiko Saat Terjadi Lonjakan Volume Penyimpanan Data
"Bahkan selama migrasi cloud dan berada di lingkungan multi-cloud, pelanggan dapat tetap patuh dengan melihat dan memodifikasi lingkungan cloud mereka berdasarkan rekomendasi yang diberikan dari solusi tersebut," katanya.
Baca juga: SD-WAN Berbasis Cloud Telkomtelstra Menjawab Tantangan Jaringan di Masa Depan
Solusi tersebut juga telah dilengkapi dengan CloudGuard Intelligence and Threat Hunting, teknologi intelijen keamanan native cloud, yang memberikan deteksi intrusi cloud, visualisasi lalu lintas jaringan, dan analitik aktivitas pengguna.
Dengan ini, pelanggan dapat mengidentifikasi lalu lintas dari sumber yang tidak diinginkan, atau celah dalam pengaturan keamanan, dan memperbaikinya.
CloudGuard menggabungkan inventaris cloud dan informasi konfigurasi dengan data pemantauan waktu nyata dari berbagai sumber, termasuk dari VPC Flow Logs, CloudTrail, AWS Inspector, serta umpan intelijen ancaman saat ini, reputasi IP, dan database geolokasi.