Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepengurusan Forum Perempuan Insinyur-Persatuan Insinyur Indonesia (FPI-PII) periode tahun 2021 sudah resmi dikukuhkan.
Salah satu yang dikukuhkan adalah politikus Golkar Hetifah Sjaifudian sebagai Ketua FPI-PII, dan Sri Hidayati sebagai Wakil Ketua.
Selain itu, dikukuhkan juga 38 pengurus lainnya yang terbagi dalam berbagai bidang, seperti Bidang Manajemen Pengetahuan, Sosial Kemasyarakatan, serta Bidang Riset.
Baca juga: Menteri ESDM, Menteri KKP, dan Sekjen PDIP Menerima Kualifikasi Insinyur Profesional Utama
Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto secara fisik di sekretariat PII, dan ditayangkan secara virtual melalui aplikasi zoom, Senin (11/1/2021).
Dalam pidatonya, Hetifah mengatakan bahwa pada zaman ini banyak sekali tuntutan bagi insinyur untuk memecahkan berbagai macam persoalan.
“Zaman sudah berubah, apalagi dengan adanya pandemi ini tantangan global menjadi jauh meningkat. Peran insinyur termasuk didalamnya insinyur perempuan sangat dibutuhkan untuk mencarikan solusi bagi permasalahan-permasalahan ini,” ujar Hetifah, dalam keterangannya, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Hadapi Pandemi, PII Usul Platform Digital Kolaborasi Insinyur Sedunia
Hetifah mengatakan pihaknya akan berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan kontribusi perempuan insinyur di berbagai arena.
“Sudah banyak perempuan-perempuan insinyur yang berkontribusi dalam berbagai arena, baik di perusahaan, dunia akademis, maupun dunia bisnis dan ekonomi kreatif. Kolaborasi harus dilaksanakan dari berbagai elemen ini agar tercipta sebuah kerjasama yang baik dan efektif,” ungkap Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu.
Sementara itu, Heru Dewanto dalam sambutannya mengatakan pihaknya berharap FPI-PII dapat menjadi salah satu motor utama transformasi keinsinyuran.
Baca juga: Menristek Dorong Para Insinyur Perkuat Manufaktur Lewat Inovasi Teknologi
“PII mencoba menjawab panggilan negara dengan mentransformasi rantai nilai keinsinyuran mulai dari pendidikan akademik, pendidikan profesi insinyur, hingga pengembangan kompetensi insinyur. Tujuannya adalah tercapai kualifikasi insinyur Indonesia yang setara dan bersaing di tingkat global," kata Heru.
Heru juga mengungkap, sepanjang sejarah, insinyur perempuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perkembangan peradaban manusia.
"Di Indonesia sendiri ada Prof. Wiratmi Budianto dari UGM yang menemukan teknologi waste water treatment. Kita juga menemukan Prof. Adi Utarini dalam 10 Most Influencial Scientist, yang menemukan teknologi melawan demam berdarah. Kita juga menemukan Ibu Tri Mumpuni dalam 22 Most Influential Muslim Scientists yang telah menjadi pelopor pembangkit listrik tenaga air. Juga Ibu Latifah Nurahmi yang merupakan tokoh dibalik robot RAISA dari ITS”, jelasnya.
Hal itu menurutnya sangat jelas menunjukkan kontribusi para insinyur perempuan dalam memajukan bangsa dan mensejahterakan masyarakat.
Heru berharap kedepannya FPI-PII dapat berkarya lebih besar lagi untuk bangsa Indonesia pada khususnya, dan kemanusiaan pada umumnya.
Acara pengukuhan dilanjutkan dengan talk show bertajuk 'Inspiring Women in Engineering and Science' yang diadakan secara virtual.
Talk show ini membahas kiprah wanita dalam dunia keinsinyuran, dengan narasumber-narasumber perempuan insinyur terkemuka, diantaranya Tiena Amran (Ketua Dewan Pembina FPI-PII), Tati Mengko (Ketua KK Biomedika ITB), Tri Mumpuni (Pelopor Pembangkit Listrik Tenaga Air), Latifah Nurahmi (Kepala Laboratorium Rekayasa Sistem dan Kontrol Teknik Mesin ITS), Dian Siswarini (CEO PT XL Axiata), dan Polana B. Pramesti (Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek).