Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memasukkan Huawei dan raksasa teknologi lainnya asal China dalam daftar hitamnya sejak 2019 lalu.
Ini dilakukan sebagai bagian dari perang dagang yang lebih luas jangkauannya terhadap China.
Kendati demikian, berulang kali AS juga melakukan pelonggaran pembatasan bagi perusahaan AS, termasuk Intel dan Microsoft setelah dua perusahaan itu menyatakan kekhawatiran bahwa mereka akan 'merugi' multi-miliar dolar AS jika perdagangan dihentikan secara total.
Pemerintahan Trump akhirnya memberikan izin bagi Intel untuk menjual komponennya ke Huawei.
Baca juga: Huawei Umumkan Jadwal Peluncuran EMUI 11 Global
Selain Intel, sejumlah pemasok Huawei pun turut mendengar kabar ini.
Perlu diketahui, meskipun Huawei masuk dalam daftar hitam AS sejak dua tahun lalu, namun perusahaan tersebut terus menggunakan komponen Intel, termasuk prosesor untuk banyak produknya.
Baca juga: Soal RUU Teknologi Uni Eropa, Huawei Tetap akan Bangun Pabrik Peralatan Jaringan di Prancis
Khususnya laptop seri Matebook X Pro dan MateBook 13/14 terbaru.
Dikutip dari Sputnik News, Senin (18/1/2021), pada Mei 2019, Departemen Perdagangan AS memasukkan Huawei dan 70 perusahaan lainnya asal China ke dalam daftar hitam agar tidak melakukan bisnis dengan perusahaan AS.
Pemerintah AS mengklaim bahwa keamanan merupakan alasan dibalik penerapan kebijakan tersebut.
Namun faktanya, terdapat serangkaian pengecualian yang memungkinkan perusahaan AS untuk terus menjual komponen dan teknologi ke raksasa asal China itu.
Bulan lalu, The Financial Times melaporkan bahwa negara Eropa yang selama ini menjadi sekutu AS, mengalami 'frustrasi' terkait pembatasan yang diminta AS.
Hal itu karena vendor teknologi AS disebut dapat secara mudah melewati pembatasan dan menjual produk mereka ke China.
Padahal seharusnya perusahaan China itu dipasok oleh perusahaan Eropa, namun karena takut pada sanksi sekunder AS, maka mereka harus menghentikan kerja sama itu.
Hal ini menjadi dilematis bagi perusahaan Eropa, karena sumber bisnis dan diplomatik mengatakan bahwa perusahaan AS telah diberikan pengecualian untuk bisa terus memasok komponen ke Huawei.
Sedangkan perusahaan Eropa secara efektif dilarang melakukannya.