TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transaksi cashless melalui uang elektronik di Indonesia makin tumbuh pesat karena pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai. Sejumlah perusahaan yang bergerak di jasa keuangan digital juga tumbuh positif selama tahun 2020 lalu.
Kompetisi di bisnis layanan transaksi digital ini pun semakin ketat karena makin banyak pemain yang masuk dengan beragam promonya.
Sebuah survei terbaru yang dirilis Sharing Vision di Desember 2020 menyebutkan, GoPay masih menjadi layanan uang digital yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey bertemakan eChannel Fintech eCommerce & eLifestyle, GoPay menempati peringkat pertama sebagai e-money yang paling banyak digunakan, dipilih 81% responden.
Posisi kedua ditempati Ovo sebanyak 71%. Selanjutnya, Shopeepay menempati posisi ketiga dengan 44%, lalu Dana di posisi keempat dengan 41%, selanjutnya e-money Mandiri 21%, Flazz 18%, Link Aja 16%, dan Brizzi 5%. Sementara itu, i.saku 2%, Jakcard 1%, Paytren 1%, dan lainnya 2%.
Baca juga: Cara ssTransfer GoPay ke Rekening Bank, Biaya Admin Rp 2.500 dan Pastikan Akun Sudah Upgrade
Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Dimitri Mahayana mengatakan alasan menggunakan e-money bervariasi, mulai dari simple, efisien secara waktu, banyaknya promo yang ditawarkan, tidak perlu datang ke bank, dan aman.
Baca juga: Siap Saingi Ovo dan ShopeePay, GoPay Fokus Tumbuh di Dalam dan di Luar Ekosistem Gojek
"Sebagian besar uang elektronik dipakai untuk pembayaran delivery makanan, yang dipilih sebanyak 86% responden. Pembayaran transportasi online menjadi kedua terbanyak dipilih responden, sebanyak 77%," ujarnya, awal pekan ini.
Ekonom Digital dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menjelaskan keunggulan GoPay tidak terlepas dari kepeloporannya di industri pembayaran digital. Sehingga lebih mengerti dan lebih dulu menyesuaikan kebutuhan konsumen.
”GoPay secara kehadiran kan memang lebih dulu dan memiliki basis pengguna Gojek yang juga hadir lebih dulu. Sehingga, kalau masih lebih unggul wajar,” ungkapnya kepada wartawan.
Terlebih ekosistem Gojek yang semakin matang saat ini membuat GoPay bukan sekadar digunakan untuk pembayaran transportasi online tetapi jauh meluas karena bisa digunakan untuk beragam layanan.
”Tren ke depan akan tetap bersaing ketat. Kuncinya adalah penggunaan pembayaran elekronik di luar bisnis transportasi online dan turunannya. Yang bisa melakukan diversifikasi layanan secara cepat dan masih digunakan akan memimpin,” tegasnya.
Masih menurut hasil survei ini, Go-Pay juga meraih peringkat pertama layanan yang digunakan dalam pembayaran melalui QR-Code. Disusul Ovo, Linkaja, Dana, ShopeePay dan layanan lainnya.
Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, transaksi secara fisik dibatasi sehingga keberadaan QRIS diyakini akan semakin membantu pelaku usaha.
GoPay kini memudahkan adopsi QRIS untuk mitra merchant lewat layanan yang bisa diakses secara daring atau online. Sehingga para mitra bisa mengunduh gambar kode QRIS dan mencetaknya sendiri.