Netflix mengatakan, data internal mereka menunjukkan anak-anak menonton film animasi yang sama berulang kali.
Seperti diketahui, Disney memang pantas disebut rajanya film animasi bioskop bahkan mereka melebarkannya ke dalam layanan video streaming yaitu Disney+
Disney telah memproduksi film animasi sejak tahun 1930-an dan secara rutin menduduki puncak Box Office dengan film-film seperti Aladdin, Mulan, Frozen, dan Toy Story.
Pada tahun 2019 lalu saja, dua dari tiga film produksi Disney berhasil menghasilkan laba tertinggi di dunia. Laba itu dihasilkan film Frozen II dan remake Lion King.
Sementara penantang lain muncul dalam beberapa dekade terakhir, tidak ada studio lain yang membuat pengaruh serius dalam dominasi animasi Disney.
Bahkan, Disney pun membeli studio animasi Pixar.
Selain membuat lebih banyak serial animasi asli, Netflix juga mendukung deretan judul animasi berlisensi di platformnya.
Tahun 2020, Netflix memperoleh hak internasional atas 21 film dari Studio Ghibli, studio animasi Jepang terkenal yang bertanggung jawab atas Spirited Away dan Princess Mononoke.
Netflix juga mengembangkan sejumlah produksi animasi bersama dengan studio lain, termasuk komedi horor stop-motion Wendell and Wild, yang ditulis dan dibintangi oleh Jordan Peele.
Netflix mengakui bahwa menyusul Disney pada posisinya tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.
“Itu akan memakan waktu cukup lama. Tapi, kami cukup yakin mampu mengalahkan Disney karena mempunyai bekal film animasi yang tak kalah dari mereka. Kita lihat nanti,” kata Hastings kepada Hollywood Reporter.