News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kominfo dan Kemendikbud Ajak Orangtua Ajari Anak Bijak Gunakan Media Sosial

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seminar online bertajuk “Menjadi Pengguna Media Sosial Yang Bijak, Kreatif & Inovatif”, Kamis (25/3/2021). Seminar ini diselenggarakan Kominfo bersama Siber Kreasi dan Kemendikbud.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi terus mengupayakan edukasi masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial sekaligus sebagai upaya mengakselerasi literasi digital.

Salah satunya melalui kegiatan seminar online yang diselenggarakan berama Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bertajuk “Menjadi Pengguna Media Sosial Yang Bijak, Kreatif & Inovatif”, Kamis (25/3/2021).

Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, B.Sc berpesan, salah satu pilar penting dalam mendukung terwujudnya agenda transformasi digital adalah menciptakan masyarakat digital, di mana kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting di dalamnya.

“Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus kita semua miliki. Pemerintah akan terus melakukan upaya meningkatkan literasi digital masyarakat lewat berbagai macam inisiatif kegiatan,” ujarnya.

Webinar ini menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya Dr. Hurip Danu Ismadi (Widyaprada Ahli Utama, Kemendikbud), Henry Eko Hapsanto S.T., M.A.P (Fungsional PJB Ahli Muda, Kemendikbud), Enda Nasution (Koordinator Gerakan #BijakBersosmed), dan Zata Ligouw (Digital Content Creator).

Baca juga: Gara-gara Nggak Bisa Main Twitter dan Facebook Lagi, Donald Trump Bikin Aplikasi Medsos Sendiri

Dr. Hurip Danu Ismadi mengatakan, masyarakat diharapkan bijak, kreatif, dan inovatif dalam bermedia sosial.

Dia mengatakan, di abad disinformasi seperti sekarang, banyak terjadi dampak negatif dari informasi digital seperti berita bohong yang menyesatkan, ujaran kebencian, dan lain sebagainya.

Baca juga: Oppo Reno5 F Resmi Meluncur Seharga Rp 4,299 Juta, Tawarkan Kamera New Dynamic Bokeh yang Flawless

Karenanya, Hurip berpendapat bahwa ke depannya diperlukan identitas baru yang menguatkan karakter orang-orang kita.

"Yang kita butuhkan sekarang adalah tiga hal, pertama, tentu karakter yang harus dibangun secara kuat, yang kedua adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh anak-anak kita yang mencerminkan karakter bangsa kita, dan yang ketiga adalah pengembangan literasi agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Baca juga: Vivo X60 dengan Kamera dari Zeiss Resmi Diperkenalkan di Indonesia

Narasumber lainnya, Henry Eko Hapsanto menyatakan, saat ini kita sedang mengalami perubahan dari era pembelajaran satu arah menjadi dua arah.

“Kemendikbud mengantisipasi tidak hanya dari social media tapi juga secara umum. Kemendikbud telah mengembangkan atau merangkum yang biasa kita sebut dengan Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Henry.

Ia menambahkan bahwa di Profil Pelajar Pancasila, terdapat beberapa panduan untuk pendidik dan orang tua yang berisi tentang bagaimana cara mengarahkan generasi muda saat ini.

Enda Nasution mengatakan, salah satu kunci untuk bijak dan santun dalam bermedia sosial adalah dari segi pendidikan.

Menurut Enda, saat ini terdapat hampir 200 juta pengguna internet di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam perilaku, latar belakang, dan tempat tinggal.

Sehingga, sangat mungkin dan tidak mengherankan jika terjadi kesalahpahaman atau konflik horizontal terjadisaat bertemu di satu tempat atau platform.

“Dengan jumlah pengguna yang makin besar ini tentunya cara kita bernavigasi di dunia maya sangatlah penting agar tidak menimbulkan masalah terutama dari sisi pendidikan,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini tenaga pendidik dan peserta didik harus melakukan kegiatan secara daring artinya yang dulu tidak terbiasa, kini harus mulai menyesuaikan.

“Solusi terbaik yang bisa kita lakukan secara pribadi dan non-pribadi adalah dengan meningkatkan pemahaman akan ber-social media, lebih aware dengan apa yang terjadi, memiliki empati lebih terhadap apa yang disampaikan pada social media, dan menahan diri untuk tidak menyerang,” jelas Enda.

Digital Content Creator Zata Ligouw menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengajarkan etika bermedia sosial pada anak.

“Saat anak meminta untuk memiliki gadget dan social media sendiri yang utama harus dilakukan adalah lihat sisi kesiapannya, lalu sesuaikan dengan value keluarga, tetap di monitor namun beri ruang, dan terakhir relakan,” jelas Zata.

Zeta berpendapat, jika kita bisa mengawali dengan benar maka akan lebih mudah untuk mengajarkan anak dalam beretika di media sosial. Misalnya etika berkomunikasi, terbiasa cek and ricek isian konten, menghargai karya orang lain dan membatasi info personal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini