Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menjadi pusat perhatian pada pameran dagang terkemuka dunia untuk teknologi industri, Hannover Messe 2021.
Tahun ini, Indonesia terus mempromosikan inisiatif 'Making Indonesia 4.0' yang berfokus pada tujuh industri prioritas, yaitu industri tekstil, otomotif, kimia, makanan dan minuman, elektronik, farmasi, dan alat kesehatan.
Di pameran ini, perusahaan teknologi manufaktur Siemens menampilkan teknologi dan solusi untuk mendukung industri makanan dan minuman di Indonesia memanfaatkan potensi Industri 4.0 secara maksimal.
Antara lain teknologi komputasi edge dan cloud, kecerdasan buatan, dan manufaktur aditifyang menawarkan peluang baru kepada para pengguna untuk mencapai produksi yang lebih fleksibel dan cerdas.
Abdul Rochim, Dirjen Agro Industri, Kementerian Perindustrian RI mengatakan, strategi terpenting dalam mengembangkan industri makanan dan minuman adalah dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia serta pemanfaatan teknologi.
Baca juga: Telkom Unjuk Layanan Digital Ecosystem Kepada Dunia Lewat Hannover Messe 2021
"Dengan berbagai upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk mengadaptasi teknologi 4.0 serta memanfaatkan teknologi di seluruh rantai nilai industri F&B, maka Indonesia akan menjadi pusat industri makanan dan minuman di wilayah ASEAN,” ungkap Abdul Rochim.
Baca juga: Keren! Tak Hanya Produksi Lokomotif, INKA Juga Pamer Bus E-Inobus di Hannover Messe 2021
Untuk mengakselerasi adopsi teknologi oleh industri makanan dan minuman Indonesia, Siemens menggelar diskusi “Accelerating industrial transformation in F&B
Industry with Digitalization”.
Dalam sesi ini, Ketua Gabungan Industri Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman menyatakan, teknologi berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kinerja industri makanan dan minuman Indonesia.
Hal ini juga akan mendorong konsumsi produk serta tetap kompetitif di pasar global.
General Manager Corporate Engineering PT Indolakto Wahyu Widodo menyatakan, melalui Continuous Process Analytics (CPA) dari Siemens, perusahaannya kini memiliki akses ke informasi yang diterjemahkan ke dalam wawasan yang lebih mendalam, membuat prediksi secara lebih cerdas, dan menghasilkan rekomendasi.
Produksi juga menjadi cerdas, efektif, efisien, lebih cepat, dan menguntungkan.
Presiden Direktur dan CEO Siemens Indonesia, Prakash Chandran mengatakan, digitalisasi mengubah data menjadi sebuah nilai bisnis karena data memiliki potensi besar untuk memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti untuk mendorong pertumbuhan.
"Kami bekerja dengan industri untuk mengatasi tantangan mereka dan membantu meningkatkan keandalan dan potensi profitabilitas pelanggan kami dengan portofolio Digitalisasi kami,” ungkap, Prakash Chandran.