Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial paling populer di dunia Facebook akhirnya mengakui kesalahan terkait penghapusan konten pro Palestina yang diunggah di aplikasi itu.
Mengutip laporan Time, Selasa (25/5/2021), Facebook meminta maaf usai menghapus semua semua postingan yang terkait Palestina. Permohonan maaf disampaikan setelah Israel dan Palestina setuju melakukan gencatan senjata pada Jumat (21/5/2021) lalu.
Permohonan maaf itu disampaikan Eksekutif Senior Facebook kepada Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh melalui pertemuan online yang membahas penghapusan dab pemblokiran konten-konten pro-Palestina.
Diplomat sekaligus Kepala Misi Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, mengatakan Facebook mengakui kesalahan itu akibat ada masalah dengan algoritmanya dan berjanji untuk menangani masalah tersebut.
Baca juga: Hugo Barra Kini Pamit dari Facebook Setelah 4 Tahun Garap Proyek Reality Labs
Tim Facebook yang dipimpin oleh Vice President for Global Affairs, Nick Clegg berjanji bahwa pihaknya secara sepihak melabeli kata-kata tertentu (keyword) yang sering digunakan oleh pengguna asal Palestina seperti syahid atau 'martir' dan 'jihad' (pertempuran) yang dianggap sebagai hasutan untuk melakukan kekerasan.
Baca juga: Instagram Uji Coba Fitur Baru, Upload Foto di Laptop Jadi Lebih Mudah
“Mereka berjanji akan mengevaluasi dan mengkaji kerangka tersebut. Facebook terbukti secara sepihak melabeli kata-kata itu sebagai konten kekerasan,” kata Husam.
Baca juga: Perang Komentar Telegram dan WhatsApp di Twitter, Telegram Ajak Netizen Hapus Aplikasi WA
Pertemuan virtual pekan lalu juga dihadiri oleh Vice President Global Public Policy Facebook , Joel Kaplan dan Head of Policy Asia Barat dan Afrika Utara, Azzam Alameddin. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa Facebook akan lebih teliti lagi dalam memfilter konten terkait dukungan pembebasan Palestina agar tak lagi dianggap sebagai dukungan pada tindakan kekerasan.
Sebelumnya, pengguna media sosial dari Palestina dan seluruh dunia mengunggah foto dan video yang dibagikan tentang kekerasan militer Israel dan populasi Yahudi di Sheikh Jaraah, Yerusalem, dan Jalur Gaza. Tiap postingan itu hanya bertahan beberapa jam bahkan beberapa menit saja di timeline yang kemudian dihapus Tim Komunitas Facebook dengan alasan konten melanggar panduan komunitas Facebook.
Beberapa tagar yang masuk daftar hitam Facebook di antaranya #SaveSheikhJarrah dan #GazaUnderAttack dalam bahasa Inggris dan Arab.