Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi 5G diperkirakan akan mengubah tren industri game dunia.
Mengutip dari situs Financial Times pada Selasa (8/6/2021) Direktur Square Enix yang juga merupakan produser game Final Fantasy, Naoki Yoshida menyatakan teknologi 5G akan mengubah tren bermain game.
Teknolog 5G menurun Yoshida, dapat membunuh industri game konsol yang populer saat ini seperti Playstation, Xbox hingga Nintendo.
Hal ini bukan tanpa alasan, menurut Yoshida, karena teknologi 5G yang nantinya akan menjadi standar global. Masyarakat dapat memindahkan gambar ke perangkat apapun tidak terkecuali game.
"Jaringan 5G akan memungkinkan pengembang untuk membawa game ke berbagai perangkat. Oleh karena itu, gamer tak lagi perlu mengandalkan perangkat konsol untuk bermain game," kata Yoshida.
Kehadiran 5G ini, lanjut Yoshida, akan membuka peluang bagi game berbasis cloud untuk mengubah tren industri game.
Baca juga: Telkomsel Gandeng Schneider Electric Kembangkan 5G untuk Sektor Industri
Dua raksasa teknologi yakni Google dan Amazon sudah lebih dulu meluncurkan layanan cloud gaming Stadia dan Luna.
Meski demikian, para pelaku industri dan analis mengaku masih ragu untuk benar-benar menerima perubahan tersebut. Perangkat konsol sendiri masih terbilang eksis sejak kemunculannya pada pertengahan tahun 1970-an.
Baca juga: ASTI: Ketersediaan Serat Optik Dibutuhkan untuk Optimalkan Teknologi 5G
Terlebih lagi, belakangan ini pasar konsol telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari besarnya pendapatan yang dikantongi Square Enix.
Pengembang game tersebut mengaku telah meraih keuntungan tertinggi 47,2 miliar Yen (sekitar Rp 6,1 triliun), naik sebesar 44 persen dari pendapatan tahun 2020.
Kenaikan ini didorong oleh tingginya angka penjualan game Final Fantasy VII Remake dan sejumlah judul game baru lainnya di pasaran.
Yoshida menjelaskan, pandemi Covid-19 telah mendorong pengguna lebih banyak memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain game.
"Dengan tinggal di rumah, ada lebih banyak peluang untuk menyalakan konsol dan memainkannya," kata Yoshida.