Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan dan lembaga dituntut lebih inovatif dan adaptif pada masa pandemi. Namun kecepatan proses inovasi dan adaptasi tersebut memerlukan landasan data yang komprehensif sehingga tidak salah arah dalam pengambilan keputusan.
Faktanya, ebagian besar perusahaan mengalami kesulitan untuk melakukan transformasi digital untuk beradaptasi dengan perkembangan situasi seperti tercecernya data-data di lingkungan perusahaan atau lembaga tersebut.
Hal ini terjadi akibat banyaknya sumber data dan aplikasi yang dipakai perusahaan itu sendiri dan menyebabkan pengambilan keputusan menjadi sulit dan memakan waktu yang lama karena perusahaan harus melakukan secara manual untuk melihat semua data yang tercecer tersebut.
Bachtiar Rifai, Co-founder dan CEO KolaWork mengatakan, unifikasi data atau menyatukan data adalah salah satu solusinya. Namun unifikasi data dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Pertama, proses integrasi data dari berbagai macam aplikasi cenderung lama dan memerlukan perombakan sistem atau pembuatan sistem baru.
Kedua, data-data yang tidak standar atau “data kotor” diantara berbagai divisi di dalam perusahaan itu sendiri sehingga menyulitkan proses unifikasi.
Baca juga: Realme Segera Kenalkan Ponsel Anyar Seri Dizo dengan AIoT Terbaru
Ketiga, mahalnya biaya proses integrasi data dari berbagai aplikasi perusahaan dan jarangnya sumberdaya operator data yang handal di Indonesia.
Tak heran, pemerintah dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggara negara, di 2019 telah meluncurkan Peraturan Presiden nomor 39 tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia.
Baca juga: Kini Konten Kreator dan Influencer Bisa Dapat Penghasilan Tambahan dari Instagram dan Facebook
Peraturan ini tentunya dibuat dengan alasan yang kuat karena adanya masalah tercecernya data di lingkungan pemerintahan.
Baca juga: Google Perkenalkan Fitur Baru, Ada Peringatan Gempa Bumi hingga Navigasi untuk Mobil Listrik
Harapannya dengan Perpres No. 39 tahun 2019 ini dapat membantu mempercepat transformasi satu data di lingkungan pemerintahan.
Aplikasi Akselerator Unifikasi Data
Merujuk pada kondisi tersebut, KolaWork menghadirkan aplikasi yang berguna sebagai akselerator unifikasi data.
Platform 100 persen anak bangsa ini mengklaim, bisa menjadi opsi dalam upaya transformasi digital perusahaan secara mudah dan murah.
"Kami berharap KolaWork bisa membantu para profesional di Indonesia dan menjadi alternatif solusi lokal untuk mengakselerasi transformasi digital," ujar Bachtiar Rifai, Rabu (23/6/2021).
Bachtiar menjelaskan, KolaWork melakukannya dengan tiga fitur utama, yaitu
1. Platform Unifikasi Data yang mampu mengkoneksikan ribuan sumber data perusahaan dengan beberapa klik saja. Sebut saja aplikasi CRM, Analytics dan database dapat dengan mudah dikoneksikan dengan mudah.
2. Platform Kolaborasi Data yang memungkinkan setiap personel bagian dan divisi dari perusahaan untuk berbagi dan berkolaborasi secara real-time dengan mudah di dalam aplikasi KolaWork (real-time data-driven data collaboration)
3. Platform Visualisasi Data, Data-Driven Document, dan Pusat Kendali (command center) yang dapat memudahkan setiap stakeholder untuk memantau kondisi terkini perusahaan dari manapun, kapanpun dengan mudah.
M. Habib Rosyad, CTO dari KolaWork menyebut, saat ini KolaWork.com tersedia dalam penyimpanan berbasis awan (cloud) yang dapat dipakai gratis oleh siapapun.
Selain penyimpanan berbasis awan, aplikasi KolaWork juga dapat pasang di server mandiri (on-premise). Server on-premise ini memudahkan korporasi untuk menjaga setiap data penting perusahaan supaya tetap berada di serverperusahaan tersebut.
Hal ini penting karena perusahaan atau lembaga diberikan pilihan untuk meletakkan dimana pusat datanya sehingga memastikan kedaulatan data untuk perusahaan atau lembaga tersebut.
"Hal ini akan memberikan fleksibilitas bagi perusahaan - perusahaan yang masih enggan untuk memindahkan seluruh datanya ke penyimpanan berbasis awan (cloud storage) dan lebih mementingkan keamanan dan privasi data di server yang dikelola secara independen," kata dia.